Hidayatullah.com—Negara Iran akhirnya tidak tahan juga membiarkan Iraq sendirian melawan Daulah Islamiyah Iraq Wa Syam (DAIS/ISIL/ISIS).
Hari Rabu, negeri kaum Syiah ini meluncurkan serangan udara terhadap pasukan Daulah Islamiyah di sepanjang perbatasan dengan Iraq dalam beberapa hari terakhir.
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) melaporkan Iran melancarkan serangan terhadap kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Iraq. Namun pemerintah Iran membantah hal tersebut.
“Iran tidak pernah terlibat serangan apapun untuk melawan ISIS di Iraq. Serangan yang dikomando Amerika Serikat sama sekali tak ada hubungannya dengan Iran,” ujar pejabat senior Iran, seperti dimuat Al-Arabiya, Rabu (03/12/2014).
Sementara itu, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan pihaknya yakin bahwa ada pesawat tempur pengebom F-4 Phantoms dari Iran dalam beberapa hari terakhir di kawasan Iraq.
Upaya Iran ditengarai untuk mendesakkan pengaruhnya di kawasan, saat peran Amerika Serikat (AS) kembali mengemuka.
Intervensi Iran di Iraq menimbulkan dilema bagi para pejabat AS, yang biasanya tidak sungkan menerima bantuan dalam memerangi para Sunni Daulah Islamiyah. Namun, mereka khawatir bahwa Iran sebagai kekuatan utama Syiah di kawasan kian berhasrat memperparah ketegangan sektarian.
Para pejabat AS secara tersirat memberikan dukungan atas serangan terbatas Iran atas Daulah Islamiyah.
“Sudah jelas bahwa Iran menyerang [Daulah Islamiyah] di sejumlah tempat…,” ujar Menteri Luar Negeri AS John Kerry di Brussels dikutip Voice of America (VoA).
Politikus Iran Hamid Reza Taraghi dalam sebuah wawancara, Rabu, mengatakan bahwa jet-jet tersebut memunculkan kerugian signifikan bagi pasukan Daulah Islamiyah.
Selama berbulan-bulan, Iran kerap mengirim pesawat tanpa awak ke langit Iraq guna menjaring informasi. Dua pejabat militer AS mengatakan serangan terbaru itu bukan kali pertama yang dilangsungkan Iran.
“Serangan [Iran] itu bukan yang pertama di wilayah Iraq,” ujar seorang petinggi Pusat Komando AS.
Ken Pollack, mantan analis militer Badan Intelijen AS (CIA), mengatakan serangan Iran kemungkinan ditujukan sebagai peringatan bagi perdana menteri Iraq baru dari golongan Syiah, Haider al-Abadi.
“Saya rasa ini cara Iran mengingatkan Abadi: ‘Hei, kami punya kepentingan di Iraq. Kami akan melakukan segala hal yang diperlukan di Iraq untuk mempertahankan kepentingan tersebut. Oh ya, omong-omong, AS bukan satu-satunya di kawasan ini yang bisa mengerahkan kekuatan di udara,’” ujarnya dikutip The Wall Street Journal Indonesia.*