Hidayatullah.com–Dewan Muslim dan Komunitas Turki Berlin, Jerman, hari Selasa (13/1/2015) mengatakan, umat Islam di Jerman benar-benar mengutuk serangan teror keji di Prancis.
“Kami ingin mengungkapkan solidaritas kami dengan korban Prancis. Tidak ada pembenaran dalam Islam untuk tindakan seperti itu,” katanya, dilaporkan AFP.
Dalam pawai yang diadakannya, mereka mengatakan, “ingin mengirim pesan perdamaian dan toleransi, melawan kebencian dan kekerasan untuk Jerman kosmopolitan yang menghormati dan melindungi kebebasan berekspresi dan beragama”.
Mereka menambahkan dalam pernyataannya, dengan adanya perkembangan baru berupa xenophobia (kebencian terhadap orang asing) yang dinyatakan di jalan-jalan Jerman dan merupakan slogan yang menyuarakan rasis dan Islamofobia, akan memperkuat penghasutan, pembakar, dan teroris.
Situs berita Jerman, Spiegel online, memuji Merkel, yang telah menyampaikan kata-kata yang jelas atas penentangan terhadap Islamophobia, dengan risiko kehilangan pemilih untuk partai konservatifnya.
“Kanselir tidak sedang bermain taktis, namun dalam pidato Tahun Baru-nya ia telah menempatkan dirinya di garis depan untuk gerakan anti-Pegida,” kata komentator, setelah Merkel mengutuk pemimpin kelompok Pegida sebagai pihak yang memiliki “prasangka, dingin, bahkan kebencian di dalam hati mereka”.
“Dia telah menunjukkan garis yang jelas menentang terhadap Islamophobia.”
Pegida, yang diluncurkan pada bulan Oktober 2014 lalu, telah berkembang dari minggu ke minggu, dan melahirkan keriskanan di negara yang dihantui sejarah teror Nazi dan Holocaust.
Kegiatan protes didorong oleh kenaikan tajam para pengungsi yang mencari suaka politik di Jerman. Tahun lalu Jerman menerima lebih dari 180.000 aplikasi suaka, yang merupakan lonjakan sebanyak 57% dibanding 2013. Sebagian besar pengungsi berasal dari negara yang dilanda perang, seperti Suriah, Afghanistan, Irak, Eritrea, Somalia, dan beberapa negara Balkan.*