Hidayatullah.com—Prancis dan Jepang akan mendiskusikan kemungkinan kerjasama dalam menghadapi kelompok-kelompok Muslim bersenjata –yang dicap Barat sebagai teroris– saat pertemuan tingkat menteri pekan ini, lansir AFP mengutip keterangan sumber-sumber diplomatik hari Selasa (10/3/2015).
Fokus kerjasama bidang keamanan itu akan memusatkan pada pengamanan perbatasan di sekitar kawasan Sahel, wilayah antara Gurun Sahara di utara dengan savana Sudan di selatan, kata sumber tersebut.
“Idenya adalah mungkin kami bisa bekerja dalam sebuah inisiatif bersama di sekitar perbatasan Niger, Mali dan Burkina Faso sebagai bagian dari upaya menangkal ancaman lintas perbatasan, terutaman ancaman teroris,” kata sumber diplomatik Prancis tanpa menyebutkan identitasnya.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius dan Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian hari Kamis terbang ke Jepang guna melakukan pembicaraan yang mencakup bidang luas, termasuk perihal “Rencana Aksi untuk Afrika” yang sudah dirintis beberapa bulan.
Rencana aksi itu akan meliputi soal kontrapembajakan, meningkatkan kerjasama yang sudah berlangsung saat ini di Djibouti dengan kemungkinan perluasan ke Teluk Guinea, kata sumber itu.
Rencana aksi itu juga akan meliputi kerjasama dalam misi menjaga perdamaian, pembangunan berkelanjutan dan masalah kesehatan, termasuk rekonstruksi setelah wabah Ebola di Afrika Barat.
Selain itu, Prancis dan Jepang diperkirakan akan menandatangani sebuah kesepakatan kerjasama industri pertahanan, yang akan menjadi dasar bagi kerjasama khusus di masa mendatang.
Sebuah delegasi Prancis juga akan ikut serta dalam pertemuan Disaster Risk Relief di Sendai hari Sabtu besok, sebagai bagian dari rencana penyelenggaraan konferensi iklim global yang akan digelar Desember mendatang di Paris.
Menyusul pertemuan strategis Prancis-Jepang Januari 2014, kedua negara semakin sering saling melakukan kunjungan guna membahas isu-isu politik, keamanan dan ekonomi.*