Hidayatullah.com—Flu burung sedang menyebar di kalangan burung-burung liar, ayam dan kalkun di banyak wilayah Amerika Serikat. Namun, otoritas kesehatan hari Rabu (22/4/2015) mengatakan bahwa resiko orang menjadi sakit karena virus flu tersebut masih rendah, lapor AFP.
Menurut Departemen Pertanian AS, sejak Desember 2014 kasus berkaitan dengan virus flu burung H5 meluas ke 16 negara bagian di wilayah tengah-barat dan barat Amerika Serikat, serta di sebagian wilayah Kanada, di mana hampir 7 juta unggas terinfeksi.
Virus H5 di Amerika Utara kelihatan berbeda dengan virus flu burung H5N1 yang menyebar di kawasan Asia, di mana virus itu melompat dari unggas ke manusia, kata Alicia Fry salah seorang pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
CDC menganggap resiko infeksi flu burung atas masyarakat AS secara umum “masih rendah untuk saat ini,” kata wanita itu kepada wartawan.
“Bisa dikatakan, infeksi pada manusia dengan virus flu burung yang sama telah terjadi dan ada kemungkinan kita akan menyaksikan infeksi virus-virus yang berkaitan dengan wabah flu burung AS saat ini pada manusia,” imbuhnya.
Kebanyakan kasus infeksi flu burung pada manusia terjadi ketika orang berlama-lama dan melakukan kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi.
“Sementara kita optimis waspada tidak akan ada kasus [infeksi] pada manusia, kita harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan tersebut,” kata Fry.
Otoritas kesehatan AS terus mempelajari virus tersebut dan sedang menggarap vaksin potensial yang dapat diberikan kepada manusia.
Kedatangan cuaca yang lebih hangat pada musim semi dan panas dapat menghambat penyebaran virus, setidaknya untuk saat ini.
“Kita mengetahui bahwa virus ini tidak menyukai panas, oleh sebab itu ketika temperatur naik ke tingkat tertentu virus tersebut tidak mampu bertahan hidup, biasanya,” kata John Clifford kepala bidang peternakan di Departemen Pertanian AS.*