Hidayatullah.com–Mufti Perlis, Datuk Dr Mohd Asri Zainul Abidin menyatakan sedih atas sikap pemerintah Malaysia membiarkan saudara Muslim mereka mati kehausan dan kelaparan di tengah lautan.
“Setelah umat Islam Rohingya dibunuh dengan kejam oleh para Buddha di bumi mereka, mereka bermigrasi mencari perlindungan di negara-negara Muslim seperti kita, “ ujarnya dikutip Harakahdaily.net, mengambil dari akun Facebook-nya. Sayangnya, mereka diperlakukan tidak manusiawi.
Menurutnya, perlakuan terhadap pengungsi Rohingnya tanpa ada belas kemanusiaan, apalagi ukhuwwah keagamaan, ” tulisnya melalui Facebook dengan judul Rohingya Yang Ditangisi.
Menurutnya, kita sudah melihat ribuan Muslim Rohingya dibunuh kelompok Buddha di Myanmar, namun suara negara ini (Malaysia, red) tidak begitu lantang membela. Kali ini, ujarnya sanggup pula melihat mereka mati dan tersiksa.
Katanya, jika musibah tidak menimpa mereka, tentu mereka juga tidak bergadai nyawa membelah badai (lautan, red).
“Namun, atas keserakahan kita, khawatir rezeki kita bersama orang, kita halau mereka bersabung nyawa di lautan.”
Menurutnya banyak orang lupa, jika Allah menghendaki rezeki yang di tangan pun bisa hilang.
“Mayat pesawat yang jatuh di lautan yang hampir yakin mati masih kita cari, sedangkan yang masih hidup di lautan kita coba biarkan mati. Di manakah kemanusiaan kita ini?” ujarnya lagi.
Dr Mohd Asri mengomentari laporan media sebelumnya yang mengatakan ada lebih 8.000 pengungsi Rohingya dari Myanmar serta Bangladesh terdeteksi berada di tengah laut dalam upaya mereka untuk memasuki Malaysia secara ilegal.
Sebagian dari pengungsi terdeteksi hanyut ke Indonesia, menyebabkan otoritas kedua negara mengambil langkah pengetatan kontrol di perairan masing-masing.
Melihat ini, ia membandingkan sikap negara-negara Eropa yang dikenal tidak Muslim tapi justru mencoba menyelamatkan para pengungsi di lautan.
“Kita yang disebut sakan ‘shalawat perdana’ dengan ratusan ribu harga biaya, sanggup melihat manusia mati di lautan demikian rupa karena khawatir rezeki kita bersama orang . Kemudian, kita beritahu kita Muslim terbaik. Kita sangat khawatir, kerakusan dan keserakahan kita ini akan mengundang bala’ Tuhan yang menakutkan,” katanya.
Jika sebelum ini beberapa pertanda bala’ demi bala’ datang ke administrasi negara, atas sebab musabab yang hanya Tuhan Maha tahu apa yang telah terjadi internal mereka yang berkuasa. Namun, ujar Dr Asri lagi kehilangan kemanusiaan ini dikhawatirkan menjemput kemurkaan Allah di lautan dan di daratan.
“Pohon perlindungan Allah untuk sekalian rakyat yang tidak bersalah,” ujarnya.
Ia tak lupa mengucapkan selamat kepada masyarakat Aceh atas sikap kemunusiaan mereka membela pengungsi Rohingya.
“Anda telah menyelamatkan martabat agama di mata dunia. Ketika dunia senyum; ‘Lihat Muslim, mereka sendiri sanggup melihat sesama mereka mati, kesanggupan Aceh itu telah melindungi martabat umat ini, “ujarnya lagi.*