Hidayatullah.comm–Senator Bob Graham (Demokrat) Selasa (Rabu WIB) mengatakan Gedung Putih akhirnya mengakui sendiri bahwa tidak ada bukti kuat Irak sedang berusaha membeli bahan nuklir.
“Dengan pengakuan dari Gedung Putih ini bahwa Presiden telah menyesatkan kita, kredibilitas George Bush semakin diragukan,” kata Graham dan menambahkan: “Bapak Presiden, apa lagi yang tak kita ketahui?”
Gedung Putih untuk pertama kali mengakui Presiden Bush seharusnya tidak boleh menyatakan Irak berusaha membeli uranium di Afrika untuk menghidupkan kembali program senjata nuklirnya, menurut laporan The Washington Post Selasa (8/7).
Presiden Bush membuat pernyataannya tersebut dalam pidato kenegaraannya (State of the Union Address) awal tahun ini.
Ketua Komite Demokratik Nasional Terry McAuliffe mengatakan “Bush secara sadar sedang menyesatkan masyarakat AS.” Informasi palsu itu bisa saja disebarkan atas perintah Bush atau para pembantu terdekatnya.
Suratkabar berpengaruh itu mengatakan pernyataan yang dibuat Bush tersebut terdorong oleh laporan sebuah komisi dalam Parlemen Inggeris, yang belakangan menimbulkan pertanyaan serius mengenai kehandalan intelijen Inggeris.
Laporan tersebut dikutip Presiden Bush sebagai bagian dari upayanya untuk meyakinkan Kongres bahwa persenjataan pengrusak massal Irak merupakan ancaman bagi keamanan AS.
Ditanya mengenai laporan Inggeris itu, pemerintahan Presiden Bush mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengakui bahwa intelijen mendasari pernyataan Presiden itu tidak benar, kata Washington Post.
“Mengetahui apa semua yang kita ketahui sekarang, rujukan terhadap upaya Irak untuk memperoleh uranium dari Afrika seharusnya jangan dimasukkan ke dalam pidato kenegaraan,” kata suratkabar itu, mengutip jurubicara keamanan nasional Gedung Putih Michael Anton.
Anton dalam penjelasannya kepada AFP mengatakan pihak Gedung Putih kini mengetahui dokumen-dokumen mengenai jual-beli antara Irak dan Niger itu palsu, yang ketika dimasukkan ke dalam pidato Bush belum diketahui.
“Kepalsuan-kepalsuan menyangkut upaya Irak membeli bahan nuklir itu ditegaskannya seharusnya tidak boleh dimasukkan ke dalam pidato Bush.”
Bush dalam pidato kenegaraannya pada 28 Januari lalu mengatakan “Pemerintah Inggeris telah mengetahui bahwa Saddam Hussein baru-baru ini berusaha memperoleh sejumlah besar uranium dari Afrika.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB Maret lalu bahwa kisah tentang uranium itu didasarkan pada dokumen-dokumen palsu.
Dinas intelijen pusat AS (CIA) telah mengirimkan seorang mantan diplomat senior, Joseph Wilson, ke Niger untuk menyelidiki tuduhan tersebut dan mendapat laporan darinya yang mengatakan tuduhan-tuduhan itu palsu, demikian Waashington Post. “Namun pemerintahan Bush tidak pernah mempublikasikan misi Wilson itu,” kata surat kabar tersebut. (ant/afp)