Hidayatullah.com—Gerombolan pengunjuk rasa menyerang sebuah bus berisi pengungsi yang tiba di tempat penampungan di selatan Finlandia dengan bebatuan dan kembang api.
Sekitar 30-40 demonstran, salah satunya mengenakan jubah dan tudung kepala seperti yang biasa dipakai kelompok rasis kulit putih di Amerika Serikat Ku Klux Klan, mengibarkan bendera Finlandia dan meneriakkan sumpah serapah ke arah bus pengungsi yang tiba di kota Lahti pada Kamis malam (24/9/2015) itu.
Sebagian demonstran juga melemparkan bebatuan dan kembang api ke arah kendaraan yang mengankut 40 pengungsi, termasuk anak-anak, tersebut. Demikian lapor stasiun televisi Finlandia YKE seperti dilansir Aljazeera.
“Para pemrotes adalah pemuda-pemuda dari Lahti … Sampai saat ini kami tidak menemukan indikasi yang menunjukkan bahwa mereka terorganisir,” kata Inspektur Kepala Martti Hirvonen kepada media lokal STT yang dikutip AFP.
Sementara itu bom molotov dilemparkan ke arah tempat penerimaan pengungsi lain di Kouvola, yang juga terletak di selatan Finlandia, kata polisi. Tidak diketahui apakah ada yang terluka dalam kekjadian itu, lapor Reuters. [Baca juga: Jangan pergi ke Eropa, khutbah Idul Adha pengungsi Suriah di Edirne Turki]
“Pemerintah Finlandia mengecam keras unjuk rasa rasis semalam atas para pencari suaka yang memasuki negeri ini,” kata pemerintah dalam pernyataannya.
“Kekerasan atau ancaman kekerasan selalu akan dikecam,” imbuh pemerintah.
Perdana Menteri Juha Sipila bulan ini pernah menawarkan untuk menampung para pengungsi di rumahnya. Tindakan itu sempat mengundang perhatian internasional sekaligus kritik di Finlandia.
“Maksud baik Sipila seperti kado Natal bagi para penyelundup manusia dan pengungsi. Kabar tentang kebijakan pintu terbuka Finlandia telah mengundang banyak pemuda melakukan perjalanan menuju tanah yang dijanjikan,” kata Mika Niikko, seorang anggota parlemen dari partai anti-imigran pekan lalu dalam sebuah pernyataan.
Sejauh ini lebih dari 13.000 pengungsi telah tiba di Finlandia. Bandingkan dengan sepanjang tahun lalu yang hanya mencapai 3.600.
Beberapa hari belakangan, sekitar 500 pengungsi melintasi perbatasan memasuki Finlandia dari Tornio, dekat Kutub Utara, setelah melakukan perjalanan panjang melalui Swedia.
Pemerintah Finlandia melakukan pemeriksaan perbatasan secara acak dan pemeriksaan identitas di seluruh bagian negeri di tengah-tengah gelombang pengungsi belakangan ini.
Finlandia merupakan satu-satunya negara yang abstain dalam pemungutan suara pekan ini soal alokasi pengungsi ke seluruh anggota Uni Eropa.
Finlandia bersedia menerima 2 persen dari 120.000 pengungsi yang dipermasalahkan, tetapi menolak untuk menerima sistem kuota yang diwajibkan bagi anggota UE.*