Hidayatullah.com—Arab Saudi hari Kamis (26/11/2015) memasukkan 12 orang ke dalam daftar hitam, karena mendukung dan mendanai aktivitas-aktivitas teroris Hizbullah di Timur Tengah, lapor Arab News mengutip keterangan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Orang-orang itu digambarkan sebagai “para pemimpin dan pejabat” Hizbullah, yang dinyatakan sebagai kelompok teroris Maret tahun lalu oleh pemerintah Saudi. Dalam daftar tersebut, kementerian mencantumkan nama alias, tempat kelahiran dan tanggal kelahiran mereka.
Pernyataan kementerian yang dilansir SPA menyebutkan bahwa aset-aset para pihak yang bertindak sebagai perpanjangan tangan investasi Hizbullah di luar Libanon –negara asal kelompok bersenjata Syiah itu– juga disita dan dibekukan.
Kementerian menyatakan pihaknya akan terus memerangi aktivitas teroris Hizbullah dengan segala kemampuan yang ada. Kementerian mengatakan bahwa Hizbullah “menebarkan kekacauan dan instabilitas, melancarkan serangan-serangan teroris dan melakukan aktivitas kriminal dan melanggar hukum di seluruh dunia.”
Di antara orang yang dibekukan asetnya itu adalah Ali Mousa Daqduq Al-Moussawi, yang diketahui memiliki beberapa alias dan sejumlah tanggal lahir berkisar September 1969 hingga Maret 1972. Dia tercatat berkebangsaan Libanon.
Seorang lainnya bernama Mohammed Kawtharani, yang juga dikenal sebagai Mohammed Al-Kawtharani atau Jafar Al-Kawtharani. Dia tercatat sebagai warganegara Libanon dan Iraq, dilahirkan di Najaf, Iraq, dengan tahun kelahiran antara lain 1945, 1959,1961.
Termasuk dalam daftar teroris itu adalah Muhammad Yusuf Ahmed Mansour, yang dikenal juga sebagai Sami Hani Shehab, Salem Basim Sami, Jamal Hani Halawi, Mohammed Yusuf Mansour Sami Shehab, Sami Shehab, dan Hani Halawi. Dia mendaftarkan bulan September 1970, Januari 1974, 1980 sebagai tanggal kelahirannya dan Bint Jubail, Libanon, sebagai tempat kelahirannya.
Adham Tabaja berikut perusahaan pariwisata dan anak-anak perusahaannya termasuk dalam daftar hitam kementerian. Demikian pula Qasim Hajij, Hussein Ali Faour dan usaha perawatan kendaraan miliknya, Mustaf Badr Eddin, Ibrahim Aqil, Fouad Shukr, Abdel Nour Al-Shaalan, Mohamed Najib Karim, serta Mohammed Salman Fawaz.
Menurut berbagai laporan, orang yang bernama Mustafa Badr Eddin kemungkinan adalah orang yang sama yang tercatat sebagai terdakwa sebuah tribunal Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2005 dalam kasus pembunuhan mantan perdana menteri Libanon Rafik Al-Hariri dan sedang disidang secara in absentia. Namun, belum jelas apakah pihak Saudi membenarkan bahwa orang itu adalah memang terdakwa pembunuh Rafik Al-Hariri.
Pada bulan Mei lalu, pemerintah Arab Saudi memasukkan dua pejabat Hizbullah sebagai teroris yang terlibat dalam menebarkan kekacauan dan instabilitas.*