Hidayatullah.com–Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk urusan Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, negaranya tak memiliki perbedaan pendapat dengan Rusia terkait masalah Suriah.
Menurutnya, Teheran dan Moskow sama-sama mendukung Presiden Bashar al-Assad.
“Tidak ada perselisihan diantara Rusia dan Iran mengenai Suriah,” Hossein Amir Abdullahian, salah satu dari wakil menteri luar negeri Iran, dikutip oleh Press TV, Senin (13/12/2015)
Dia menyebut klaim tentang perbedaan yang terjadi antara Rusia dan Iran mengenai Suriah “jelas sekali itu adalah pemberitaan Barat,” ujar Hossein.
Iran dan Rusia “secara konsisten membantu pasukan Suriah dalam perlawanan terhadap terorisme,” kata pemberitaan tersebut.
Campur tangan Rusia dalam membantu Rezim Bashar pada perang Suriah dimulai sejak sebulan yang lalu, di mana mereka melakukan serangan udara hampir setiap hari bersamaan.
“Langkah-langkah Moskow dalam memberantas terorisme di Suriah dan koordinasi dengan pemerintah Damaskus, dinilai positif,” ujar Hossein.
Pasukan Iran secara aktif juga ikut serta pada perang Suriah, dengan mengirim tentara, komandan, dan penasihatnya meski dilaporkan sebagian tewas pada pertempuran melawan kelompok-kelompok yang pejuang anti Rezim Assad.
Rusia ikut campur tangan urusan Suriah sejak 30 September dengan mengirim tentaranya, termasuk pesawat tempur dengan alasan menyerang ISIS. Namun fakta di lapangan, banyak sasaran pesawat Rusia justru kelompok pejuang dan oposisi anti Bashar dan rakyat sipil.
Sementara Iran ikut terlibat mendukung Rezim Bashar dengan mengirimkan puluhan ribu milisi Syiah dari berbagai Negara, termasuk dari Iran, Iraq, Afhanistan dan Libanon.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai hari ini, korban rezim Bashar di Suriah telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 orang dan meninggalkan. Jutaan lain mengungsi di berbagai Negara di seluruh dunia.
Belum lama ini sejumlah media massa mengabarkan Iran dan Rusia terjadi perselisihan pendapat dan Iran sedang mengancam akan menarik mundur para penasehat militernya dari Suriah disebabkan beberapa tentaranya menjadi salah sasaran Rusia.*/Nashirul Haq AR