Hidayatullah.com—Dai asal India Zakir Naik adalah tamu yang tidak diinginkan di Malaysia, tetapi negara itu kesulitan untuk mengusirnya, kata Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Dalam wawancara dengan kanal berita internasional Turki TRT world, PM Mahathir mengatakan meskipun pandangan ekstrim Zakir merupakan ancaman bagi hubungan antaragama dan ras di Malaysia, namun negaranya kesulitan untuk mengusirnya sebab tidak ada negara lain yang bersedia menampungnya.
“Kami memiliki populasi yang multiras dan multiagama di Malaysia. Kami tidak menginginkan siapapun datang dan mengekspresikan pandangan ekstrim tentang hubungan ras dan agama-agama lain,” kata Mahathir, seperti dilansir The Star hari Rabu (31/7/2019).
“Namun di sisi lain, sulit untuk mengirimnya ke tempat lain karena banyak negara yang tidak menginginkannya,” kata Mahathir, ketika diminta pandangannya soal dai kelahiran India itu, yang sekarang menjadi pemukim tetap di Malaysia.
Hari Selasa (30/7/2019), penceramah berusia 53 tahun itu bersikukuh menyatakan dirinya tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan terorisme yang diarahkan kepadanya di negeri asalnya, India.
Dia juga mengatakan bahwa organisasi kepolisian internasional, Interpol, menolak mengeluarkan Red Notice untuk dirinya.
“Itu menunjukkan betapa lemahnya tuduhan-tuduhan pemerintah India terhadap saya,” kata Zakir Naik seperti dilansir The Star.
Pada 28 Juni, Menteri Luar Negeri Datuk Saifuddin Abdullah mengatakan bahwa Malaysia tidak akan mengekstradisi Zakir ke negara asalnya, meskipun sudah menerima permohonan aplikasi ekstradisi dari India terkait tuduhan pencucian uang.*