Hidayatullah.com—Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk, Thailand akan memberlakukan hukuman bekerja di kamar mayat kepada pelakunya.
“Itu bertujuan untuk pencegahan, sebuah cara untuk menakut-nakuti orang,” kata Kolonel Kriangdej Jantarawong.
Setiap tahun sekitar 24.000 orang tewas sia-sia di jalanan negeri gajah putih itu, menurut data badan kesehatan dunia WHO.
Angka itu hanya berhasil dikalahkan oleh Libya.
Saat ini pemerintah sudah mengirim sebagian para pengemudi mabuk dan ugal-ugalan bekerja di bangsal rumah sakit, kata Nontajit Netpukkana dari departemen hukuman percobaan.
Namun, pihak berwenang menilai “tekanan” bekerja di kamar mayat akan lebih menyadarkan orang akan akibat dari perbuatan mereka.
Kabinet Thailand menyetujui jenis hukuman itu pekan lalu. Pengadilan berwenang memutuskan siapa saja yang layak diganjar hukuman tersebut, lapor Bangkok Post seperti dikutip BBC Selasa (12/4/2016).
Hari Rabu besok, tradisi perayaan tahun baru selama 3 hari akan dimulai. Masyarakat Thailand biasanya melakukan perjalanan jauh untuk mengunjungi sanak keluarganya.
Dalam perayaan yang dikenal dengan Songkran itu digelar perang air di mana-mana. Meskipun ada krisis air, pemerintah menegaskan tradisi itu akan tetap dilaksanakan tahun ini.
Selama perayaan Songkran masyarakat Thailand banyak menenggak minuman keras. Pekan perayaan itu bahkan dijuluki sebagai “Tujuh Hari Maut”, karena tingginya angka kecelakaan lalu lintas pada masa itu
Awal tahun ini pemerintah mengatakan kendaraan-kendaraan milik pengemudi mabuk bisa ditahan selama masa liburan Songkran.*