Hidayatullah.com–Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) di Maroko mengumumkan bahwa kampanye yang mendorong pemboikotan kurma ‘Israel’ Medjoul telah sukses mengajak puluhan toko mulai menolak menjual kurma-kurma dari ‘Israel’.
BDS Maroko memulai kampanye boikot ini tahun lalu dengan menerapkan beberapa strategi guna mendesak para pedagang eceran di pasar kurma Darb Mila agar memutuskan hubungan mereka dengan perusahaan-perusahaan kurma ‘Israel’.
Tak hanya pedagang, kampanye juga dilakukan terhadap konsumen di Maroko.
Gerakan BDS Maroko memberikan sertifikat kepada para pemilik toko yang menghentikan penjualan kurma-kurma ‘Israel’. Sertifikat-sertifikat itu menunjukkan apresiasi kepada para pemilik toko yang mendukung BDS dan hak-hak warga Palestina atas penjajahan ‘Israel’ selama puluhan tahun.
Majid Zaji, seorang relawan BDS, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis BDS Maroko: “Kurma-kurma ini mendukung proyek permukiman ilegal Yahudi yang telah berlangsung sejak Nakba 1948, karena mereka menanam kurma-kurma tersebut di tanah-tanah warga Palestina yang dirampas Zionis. Bagaimana bisa kita menerima produk semacam itu di meja kita? Terutama saat bulan suci Ramadhan, bagaimana mungkin kita menggunakan uang kita untuk membeli kurma-kurma yang mendukung penindasan terhadap rakyat Palestina yang kita cintai.”
Relawan BDS lainnya, Maryam Leasal mengatakan, “Ini merupakan langkah awal menuju kesuksesan kampanye, karena kita akan terus membersihkan Maroko dari seluruh kurma-kurma ‘Israel’ yang menyerbu pasar-pasar kita.” Koordinator Komite Nasional BDS di Dunia Arab, Jourman Moussa, menyatakan dukungannya atas kesuksesan BDS di Maroko, “Kami salut dengan partner-partner kami di Maroko yang bekerja dengan strategis sehingga meraih prestasi ini.”
Pasar Darb Mila merupakan sentra penjualan kurma di Maroko yang berlokasi di kota terbesar Maroko, Kasablanka. Di sana terdapat lebih dari 60 toko yang menjual beragam kurma. Pengumuman BDS Maroko itu muncul berdekatan dengan mencuatnya misi anti-BDS ‘Israel’ yang diselenggarakan di markas PBB di New York pada Selasa lalu. Misi yang dihadiri lebih dari 1.500 peserta itu membahas cara-cara untuk melawan gerakan pro-Palestina.
Seperti diketahui, penjajah Zionis semakin meningkatkan perhatian terhadap berkembangnya BDS. Karena, gerakan ini kian berkembang hingga merambah ke perusahaan-perusahaan, universitas dan lembaga-lembaga keagamaan di seluruh dunia sehingga melakukan divestasi terhadap organisasi-organisasi yang terlibat dalam pelanggaran ‘Israel’ atas hak-hak warga Palestina.
Gerakan BDS didirikan pada Juli 2005 oleh lembaga sipil Palestina sebagai sebuah gerakan damai untuk mengembalikan hak-hak rakyat Palestina sesuai dengan hukum internasional melalui strategi memboikot produk-produk ‘Israel’ dan lembaga-lembaga budaya, melakukan divestasi terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap warga Palestina, serta menerapkan sejumlah sanksi terhadap otoritas ‘Israel’.*