Hidayatullah.com–Keberadaan utusan khusus PBB Kofi Annan di Iran untuk melakukan lobi politik agar Teheran ikut mendukung gagasan perdamaian di Suriah, ditolak mentah-mentah oleh kelompok oposisi Suriah.
“Tidak mungkin bagi kami mendukung gagasan perdamaian tersebut, setelah perjuangan (16 bulan) ini kami masih harus kembali melihat Assad memimpin Suriah,” jelas salah seorang pejuang oposisi, seperti yang dikutip CBSNews, Selasa (10/7/2012)
Annan sendiri walau optimistis bahwa Iran akan mendukung gagasan perdamaiannya, namun ia belum bisa memastikan alasan seperti apa yang bisa membuat kelompok oposisi menerima relevansi perdamaian tersebut.
“Saya belum memiliki bayangan mengenai langkah apa agar bisa meyakinkan pihak oposisi mau mendukung gagasan perdamaian ini. Saat ini saya hanya ingin menghentikan kekerasan dan jatuhnya korban di Suriah,” jelas lelaki kelahiran Ghana, 8 April 1938 ini.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, Teheran mendukung hak-hak orang-orang Suriah, namun tetap menentang intervensi militer asing, dan menyalahkan kekerasan konflik yang semakin kacau karena adanya campur tangan AS dan NATO.
“Sayangnya, campur tangan negara lain telah menyebabkan situasi di Suriah tak kunjung membaik. Memburuknya situasi tersebut tidak akan menguntungkan siapa pun di wilayah tersebut.,” jelasnya, didampingi Kofi Annan kepada para wartawan di Teheran.
Namun begitu, kelompok oposisi bersikeras bahwa penolakan mereka tidak ada urusannya dengan kepentingan AS dan sekutunya di Suriah. Bagi mereka dukungan militer Iran terhadap pemerintahan Assad yang telah membunuh 16.000 warga sunni di Suriah bukanlah suatu hal yang bisa digratiskan begitu saja.
Dari sini, para pejuang menolak apapun retorika Iran atas gagasan perdamaian di Suriah. Mereka tidak akan memberikan toleransi apapun dari tujuan awal perlawanan mereka, yaitu hanya ingin menggulingkan rezim Bashar Al Assad.
Setelah mengunjungi Iran, rencananya Annan bertolak menujur Iraq untuk melanjutkan pembicaraan mengenai dukungan terhadap perdamaian Suriah bersama Perdana Menteri Irak Nouri Maliki.*
Keterangan foto: Kofi Annan dan Menlu Iran.