Hidayatullah.com—Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam tahun 2013 dibuka hari Rabu (6/2/2013) di Kairo, Mesir. Pertemuan organisasi beranggotakan 57 negara itu dihadiri oleh 26 kepala pemerintahan negara-negara Muslim.
Usai pidato Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Mesir Muhammad Mursy sebagai tuan rumah kali ini menyampaikan pidatonya.
Dalam kesempatan berbicara di podium itu, Mursy mengatakan bahwa sekarang ini dari hari ke hari dunia Muslim terus menghadapi tekanan dan tantangan.
Setelah menyinggung masalah konflik di Suriah dan isu Palestina-Israel, Mursy menekankan pentingnya menonjolkan wajah “Islam moderat” di tengah maraknya fanatisme di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Dia menunjuk upaya-upaya yang mencoba mencoreng nama Islam di seluruh dunia, dan menyatakan bahwa negara-negara anggota OKI bertanggungjawab untuk memperbaiki kesan terhadap Islam yang salah itu.
Mursy kemudian menyoroti kemiskinan di negara-negara Muslim, termasuk Mesir, serta pentingnya kerjasama negara OKI untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kita harus menggunakan sebesar-besarnya sumber daya yang dimiliki negara-negara Islam untuk menempatkannya ke posisi yang layak di dunia ini,” kata Mursy, sambil menyinggung kondisi 21 negara OKI yang banyak penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan, lansir Al-Ahram.
Muhammad Husni
Sementara itu kesalahan Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam menyebut Mursy sebagai “Muhammad Husni” dalam pidatonya pada pembukaan KTT itu menjadi bahan pembicaraan di media.
Muhammad Husni adalah nama depan mantan presiden Husni Mubarak. Nama itu belakangan ini sering disebut-sebut oleh para demonstran di Mesir penentang Presiden Muhammad Mursy, yang dianggap diktator seperti halnya Husni Mubarak, setelah Mursy mengeluarkan dekrit yang memberikan kekuasaan legislatif kepada presiden pada Nopember 2012.
Kekeliruan Abbas itu kontan menimbulkan senyum di wajah para hadirin.
Kesalahan penyebutan Muhammad Mursy dengan Husni Mubarak bukan pertama kali ini terjadi, lapor Al-Arabiya.
Menteri Informasi Mesir Salah Abdulmaksud dalam salah satu wawancaranya di televisi pernah mengatakan bahwa dia mengikuti perintah Presiden “Husni Mubarak”. Padahal yang dimaksud adalah Muhammad Mursy.
Kesalahan paling fatal mungkin yang dilakukan oleh salah seorang anggota Partai Kebebasan dan Keadilan bentukan Al-Ikhwan, organisasi tempat Mursy bernaung, yang dalam sebuah artikel menulis bahwa “Husni Mubarak” terpilih sebagai presiden Mesir yang baru, menyusul kemenangan Mursy dalam pemilu presiden tahun lalu.
Mursy adalah presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis menyusul tumbangnya rezim Husni Mubarak tahun 2011.*