Hidayatullah.com—Media massa ramai memberitakan bahwa pelaku serangan kapak atas penumpang kereta di Wurzburg, Jerman, adalah remaja asal Afghanistan. Namun, penyidik mengatakan mereka menemukan petunjuk-petunjuk yang mengarah ke Pakistan, termasuk dokumen-dokumen dari Pakistan yang ditemukan di tempat tinggalnya.
Dilansir Deutsche Welle Rabu (20/7/2016), menurut para pejabat yang berbicara kepada lembaga penyiaran nasional Jerman ZDF, pelaku kemungkinan mengaku kepada petugas bahwa dia berasal dari Afghanistan agar mendapatkan status pengungsi di Jerman. Pengakuannya berusia 17 tahun juga kemungkinan tidak benar.
- Pengungsi Remaja Afghanistan Serang Penumpang Kereta di Jerman dengan Pisau dan Kapak
- Penyerang Kereta Jerman Balas Dendam Kematian Temannya di Afghanistan
Dalam sebuah rekaman video yang dibuat sebelum melancarkan serangan, yang dirilis oleh ISIS, pelaku berbicara dalam sebuah dialek Pashtu, yang menurut para pakar jelas menunjukkan kalau orang itu berasal dari Pakistan. Selain itu, dari sejumlah istilah yang dipakai dalam rekaman untuk menyebut kata “bunuh diri”, “militer” dan “pemerintah” sangat tegas menunjukkan istilah yang biasa dipakai orang-orang Pakistan, lapor kantor berita Reuters.
Tidak hanya itu, menurut penyidik nama pelaku yang disebutkan oleh ISIS berbeda dengan nama yang tercatat di Jerman.
Kejaksaan federal Jerman telah mengambil alih kasus itu dari aparat lokal.
Menurut kejaksaan federal, mereka curiga pemuda itu melakukan aksinya atas nama ISIS, dan kemungkinan ada orang-orang yang membantunya. Dalam rekaman video pemuda itu menyatakan baiat kepada ISIS sebelum melakukan serangan.
Namun, sampai sekarang petugas masih menganggapnya tidak memiliki kaitan dengan ISIS, sebab belum ditemukan bukti langsung yang menghubungkan pemuda itu dengan militan di Suriah dan Iraq tersebut.
“Temuan-temuan kami mengindikasikan bahwa dia berulang kali menggunakan nama yang sama dan tempat lahir yang sama di Afghanistan, termasuk di pos pemeriksaan perbatasan di Passau, kantor distrik di Wurzburg dan Pusat Registrasi Orang Asing,” kata seorang juru bicara kementerian kepada kantor berita DPA.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere kepada para wartawan di Berlin, hari Rabu (20/7/2016), mengatakan bahwa pelaku sepertinya beraksi sendiri, tetapi terprovokasi propaganda ISIS.
De Maiziere mengkonfirmasi bahwa video yang dirilis ISIS itu otentik, tetapi tidak jelas kapan rekamannya dibuat.
Ketika ditanya apakah pelaku berasal dari Afghanistan atau Pakistan, de Maiziere mengatakan hal itu perlu penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu Niels Espenhorst, dari Asosiasi Federal untuk Pengungsi Anak Tanpa Pendamping, memperingatkan agar warga tidak pukul rata mencurigai pengungsi anak yang datang ke Jerman sendirian atau tanpa pendamping sebagai teroris.*