Hidayatullah.com—Kebijakan pemerintah Presiden Erdogan yang menangkapi orang-orang yang dituduh terlibat dalam percobaan kudeta 15 Juli lalu dan orang-orang yang dituding menentang pemerintahannya akan mendorong eksodus orang-orang Kurdi dari Turki. Demikian diperingatkan oleh tokoh Kurdi-Turki di Jerman Ali Toprak.
Belum lama ini kejaksaan di Istanbul telah meminta agar Selahattin Demirtas –pemimpin HDP, satu-satunya organisasi politik yang diakui legal oleh pemerintah Ankara– dipenjarakan selama 5 tahun dengan tuduhan menjalin kontak dengan Abdullah Ocalan, narapidana pemimpin Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang dinyatakan Ankara, Washington dan Uni Eropa sebagai teroris.
“Lagi, ada resiko konflik antara pasukan keamanan dengan PKK,” kata Ali Toprak, ketua KGD organisasi orang-orang Kurdi di Jerman, kepada Deutsche Welle, seraya mengingatkan bahwa PKK sudah mengeluarkan ancaman serangan jika Ocalan tidak dibebaskan.
Menurut Toprak, eskalasi apapun akan bisa mendorong eksodus orang-orang Kurdi ke Jerman. “Jika situasinya tidak membaik, jika ada perang sipil, bisa terjadi eksodus besar-besaran dari Turki ke Eropa.”
Konflik bersenjata antara kelompok perlawanan Kurdi dan pasukan pemerintah Turki di kawasan Kurdistan tertutup bayangan percobaan kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu.
PKK pertama kali mengangkat senjata melawan pemerintah Ankara lebih dari 30 tahun silam, dan pertempuran yang dilakoninya mengakibatkan kematian lebih dari 40.000 orang. Baik PKK maupun pemerintah Ankara belum menunjukkan tanda-tanda akan memulai kembali perundingan damai menyusul gencata senjata yang berakhir tahun lalu. Di wilayah timur Turki yang dikenal sebagai bagian dari Kurdistan, tempat mayoritas suku Kurdi tinggal yang kaya akan sumber minyak dan emas, diberlakukan status darurat.
“Semua kota dan daerah di sana telah dihancurleburkan,” kata Toprak. “Sekitar 500.000 orang Kurdi kehilangan tempat tinggal.”
Tindakan keras pemerintah Erdogan pascapercobaan kudeta dinilai hanya memperburuk keadaan.
“Kita telah menyaksikan resiko krisis pengungsi baru di Turki selama berbulan-bulan. Sekarang, bukan cuma orang Kurdi yang ingin keluar, tetapi banyak orang demokrat dan mereka dari oposisi,” imbuhnya.
Sampai akhir Juni lalu, Kantor Federal untuk Imigrasi dan Pengungsi di Jerman telah menerima 1.719 aplikasi suaka dari orang-orang Turki. Kebanyakan mereka adalah orang Kurdi.
“Dalam pandangan saya, ini hanyalah sebuah permulaan,” kata Toprak memperingatkan gelombang pengungsi Turki ke luar negeri.
Demirtas: Sejumlah anggota AKP kemungkinan berada di balik percobaan kudeta 15 Juli
Dilansir kantor berita resmi Turki Anadolu Kamis (12/8/2016), Kepala Kejaksaan Distrik Bakirkoy, Istanbul, Kadi Yilmaz, telah mempersiapkan gugatan atas Selahattin Demirtas, dengan tuduhan membuat propaganda teroris saat perayaan tahun baru Nevruz (Nowruz) di Kazlicesme, distrik Zeytinburnu di Istanbul pada 17 Maret 2013. Nevruz adalah tahun baru berdasarkan kalender Persia (Iran) yang dirayakan secara meluas di Turki. Pejabat tinggi pemerintah dan politik Turki selalu menyampaikan pidato dalam perayaan Nowruz di berbagai tempat.
Gugatan hukum itu dimasukkan ke Pengadilan Pidana Serius Tingkat II Bakirkoy dan sedang dalam proses pengkajian.
Demirtas, yang pernah bersaing dalam pemilu presiden Agustus 2014 melawan Recep Tayyip Erdogan dan mantan ketua OKI Ekmeleddin Ihasanoglu, pascapercobaan kudeta 15 Juli mengeluarkan pernyataan bahwa kemungkinan sebagian anggota saat ini dan bekas anggota AKP, partai Erdogan yang sekarang berkuasa, terlibat dalam makar tersebut.
- Tidak Mengejutkan, Erdogan Terpilih Menjadi Presiden Turki Ke-12
- Erdogan Cabut Gugatan Hukum Atas Sejumlah Tokoh Oposisi
“Ini bukan prediksi, ini berdasarkan informasi yang setengah sudah dikonfirmasi dan setengah dugaan. Sejumlah orang dari AKP, baik bekas maupun anggota saat ini, kemungkinan mendukung percobaan kudeta itu,” kata Selahattin Demirtas dalam wawancaranya dengan Hurriyet pada 24 Juli 2016.
“Menarik bahwa kelompok-kelompok politik di balik para perancang [kudeta] ini belum juga diidentifikasi. Namun ada kemungkinan sangat besar bahwa mereka menerima dukungan dari sebuah kelompok kuat dalam AKP,” kata Demirtas ketika itu.
“Tidak ada kudeta yang bisa direalisasikan tanpa dukungan politik,” tegas Demirtas.
Lebih lanjut tokoh pro-Kurdi itu mengatakan bahwa pernyataan negara dalam keadaan darurat oleh pemerintah saat ini bisa digunakan sebagai kesempatan untuk menggerus kelompok oposisi di Turki.
Menyinggung pertempuran antara pasukan pemerintah dan PKK di selatan Turki yang terus berlangsung, Demirtas mengatakan bahwa perang semacam itu “sengaja dibiarkan hidup sebagai alasan untuk melakukan percobaan kudeta.”
“Kita harus mencari jalan untuk menghentikan ini. Kami bisa bertemu dengan semua pejabat pemerintah jika perlu. Kami juga bisa mengirim delegasi ke Imrali dan Kandil,” kata Demirtas, mengisyaratkan kesiapan kelompoknya untuk berunding dengan kelompok-kelompok Kurdi lainnya.*