Hidayatullah.com—Lebih dari empat dari setiap sepuluh orang di Somalia, atau 40% dari populasi negara itu, tidak memiliki pangan yang cukup untuk dimakan, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Selasa (20/9/2016).
Jumlah orang yang mengalami kekurangan pangan meningkat 300.000 sejak bulan Februari, sehingga menjadi 5 juta, di tengah konflik bersenjata antara kelompok Al-Shabab dengan pasukan pemerintah Somalia dukungan Uni Afrika.
“Situasinya sangat serius dan mengkhawatirkan dan muncul pada saat kita sedang menghadapi situasi yang menyebabkan bertambahnya kebutuhan, termasuk kekeringan dan resiko banjir, konflik dan keterbatasan akses, serta bertambahnya pengungsi yang kembali pulang,” kata PBB dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Aljazeera.
Tahun ini puluhan ribu pengungsi telah kembali ke Somalia dari kamp pengungsi terbesar di dunia, Dadaab, di Kenya, sebab pemerintah setempat berencana menutup kamp itu sebelum November.
Kenya berdalih Dadaab, yang menampung lebih dari 300.000 pengungsi kebanyakan asal Somalia, telah menjadi basis Al-Shabab dalam melancarkan serangan-serangannya di wilayah Kenya.
Kebanyakan pengungsi pulang ke Somalia bagian selatan-tengah, daerah pusat pertanian nasional, di mana curah hujan menurun sehingga produksi serelia anjlok hingga setengah dari rata-rata hasil panen biasanya, kata PBB.
“Kami memutuskan pulang atas kehendak sendiri, tetapi rupanya itu keputusan yang salah,” kata Amina Nur, ibu dari 6 orang anak yang kembali ke Somalia dari Kenya lima bulan silam.
“Sedikit uang yang mereka berikan kepada kami sudah habis, dan sejak itu kami tidak ada bantuan untuk bertahan hidup.”
Sebagian pengungsi mengatakan bahwa lembaga-lembaga bantuan tidak memberikan makanan sejak mereka pulang ke Mogadishu dan kamp-kamp serupa di tempat lain.
“Hidup di sini seperti mimpi buruk. Hanya antara kelaparan dan pemboman,” kata Ahmed Mohamed, yang istrinya tewas akibat bom bunuh diri atas sebuah hotel di Mogadishu, sepekan setelah mereka kembali pada bulan Agustus lalu.
Mayoritas dari 260.000 orang yang meninggal semasa wabah kelaparan di Somalia tahun 2011 adalah anak-anak.
Sekarang ini, lebih dari 300.000 anak usia di bawah 5 tahun mengalami malnutrisi akut di Somalia, dan lebih dari 50.000 mengalami malnutrisi parah, kata PBB seraya meminta tambahan bantuan pangan bagi mereka dari anggota-anggotanya.
Selain kelaparan, para pengungsi kerap terancam pengusiran paksa dan kekerasan terhadap perempuan merebak, kata PBB.*