Hidayatullah.com–Ratusan bangunan di daerah perkampungan etnis Muslim Rohingya di barat Myanmar dibakar, demikian menurut citra satelit terbaru yang dirilis hari ini ketika pertempuran baru meletus di wilayah bergolak itu.
Rakhine yang menjadi daerah pemukiman minoritas Islam Rohingya dan berbatasan Bangladesh, dikepung tentara Myanmar sejak serangan bulan lalu di daerah perbatasan yang menyebabkan sembilan anggota polisi tewas.
Gambar satelit yang disiarkan oleh Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia, Human Rights Watch (HRW) menunjukkan gambar yang dianggap kelompok itu sebagai bukti serangan kebakaran besar-besaran terhadap desa Rohingya.
Analisis yang dibuat kelompok itu menunjukkan lebih 400 bangunan dibakar di tiga desa Rohingya yang menjadi lokasi pertempuran dengan militer Myanmar.
Jelas kelompok tersebut, gambar terbaru yang direkam pada 10 November lalu itu menunjukkan api dan sisa kebakaran yang sebagian besar dilakukan secara sengaja.

Brad Adams, Direktur Wilayah HRW Asia, mengatakan, gambar baru memperlihatkan kehancuran besar-besaran yang lebih parah dari apa yang diharapkan kelompok tersebut.
“Pemerintah Myanmar harus segera membentuk investigasi dengan dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai langkah pertama ke arah memastikan keadilan dan keamanan kepada korban,” katanya dalam satu pernyataan dikutip AFP Senin (14/11/2016) .
Militer Myanmar Lakukan Pemerkosaan terhadap Wanita Rohingya
Dilaporkan sebanyak delapan orang tewas dalam pertempuran antara tentara Myanmar dengan etnis Muslim Rohingya yang diduga dicurigai sebagai militan di utara Rakhine, lapor media.
Pertempuran tersebut dilaporkan terjadi semalam di daerah perkampungan di utara Rakhine, menyebabkan seorang pejabat dan seorang tentara juga tewas.
Enam mayat penyerang ditemukan setelah pertempuran berakhir dan pemerintah mengkonfirmasi telah menahan 36 orang yang diduga terlibat dalam serangan tersebut.
Menurut laporan koran Global New Light of Myanmar pertempuran dimulai ketika sekitar 60 penyerang bersenjatakan senapan, pisau dan tombak dikatakan disergap tentara pemerintah pada awal pagi semalam.
24 Etnis Muslim Rohingya Tewas dalam Operasi Gabungan di Myanmar
Krisis terbaru dan laporan pelanggaran hak yang dilakukan ke atas penduk Rohingya, menambah tekanan internasional terhadap pemerintah Myanmar dan membangkitkan pertanyaan tentang kemampuannya mengontrol militer.
Pihak berwenang juga dilaporkan membatasi akses ke lokasi-lokasi kejadian sehingga menyulitkan media untuk mengkonfirmasi laporan pemerintah atau tuduhan salah tentang laku militer.*