Hidayatullah.com—Puluhan ribu orang di berbagai kota di Inggris mengikuti aksi protes menentang larangan bagi pengungsi dan warga 7 negara mayoritas Muslim bepergian ke Amerika Serikat yang dibuat oleh Presiden Donald Trump.
Hari Senin (30/1/2017) di luar gedung Downing Street Nomor 10 di London, kediaman resmi perdana menteri Inggris, banyak orang mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap Theresa May yang dianggap gagal mengkritik kebijakan Trump itu.
Kate Allen, direktur Amnesty International di Inggris, termasuk salah satu pengunjuk rasa.
“Ini adalah larangan Muslim masuk Amerika, ini larangan bagi semua pengungsi … Dan kami berada di sini di luar Nomor 10 karena kami ingin perdana menteri kita, Nyonya May, untuk membuatnya sejelas mungkin kepada Presiden Trump: [memang] ada hubungan spesial [AS-Inggris], gunakan hubungan spesial itu untuk mengatakan ini harus dihentikan, keputusan yang telah dibuatnya harus dicabut,” kata Allen seperti dikutip Euronews (31/1/2017).
Saat melakukan perjalanan ke Dublin, Theresa May mengatakan Inggris mengambil pendekatan berbeda dengan pemerintahan Trump, tetapi bersikukuh perihal undangan kepada Presiden Amerika Serikat itu untuk mengunjungi Inggris.
“Saya sudah mengeluarkan sebuah undangan, dikeluarkan secara informal undangan untuk kunjungan kenegaraan bagi Presiden Trump ke sini ke Kerajaan Inggris, dan undangan itu tetap berlaku,” kata PM Inggris tersebut.
Pekan lalu, May menjadi pemimpin dunia pertama yang diundang oleh Washington untuk bertemu presiden baru AS itu di Gedung Putih.
Sejak itu, petisi yang menyeru agar kunjungan balasan oleh Trump ke Inggris dibatalkan sudah mengumpulkan lebih dari 1,5 juta tanda tangan.*