Hidayatullah.com–Presiden yang baru Gambia Adama Barrow, akan meminta transparansi keuangan dari para menteri yang ia pilih, mereformasi badan intelijen dan menghapus “Islam” dalam nama negaranya.
Adama Barrow, telah bersumpah untuk mereformasi badan intelijen negara yang terkenal dengan kekejamannya dan berjanji untuk menjamin kebebasan media di negara ini.
Mengemukakan pada konferensi pers pertamanya sejak memulai bekerja pada hari Kamis, Barrow mengumumkan rencana untuk mengubah nama Badan Intelijen Nasional (BIN), merupakan polisi rahasia yang disegani juga dituduh oleh organisasi hak asasi bertanggung jawab atas pengusiran paksa dan penyiksaan yang dikendalikan oleh mantan pemimpin Yahya Jammeh.
Tolak Neo-Kolonialisme, Gambia Keluar dari Persemakmuran Inggris
Barrow mengatakan kepada para wartawan pada hari Sabtu bahwa BIN adalah “sebuah institusi yang harus terus berjalan”, tetapi dengan nama yang berbeda.
“Peraturan hukum, akan menjadi sebuah hal yang sepantasnya,” ia mengatakan, menambahkan bahwa pelatihan akan diberikan kepada operasional BIN yang berlaku.
Menghapus “Islam”
Barrow juga mengatakan bahwa nama resmi negara tidak akan lagi menggunakan kata “Islam”, yang ditambahkan oleh Jammeh pada 2015 lalu.
Di era Yahya Jammeh, nama negara itu telah ditetapkan sebagai Republik Islam Gambia (tahun 2015).
President baru mengatakan, Gambia yang populasinya terdiri dari 90 persen Muslim, dan lainnya Kristen serta animisme, adalah negara republik, “bukan republik Islam”.
Jammeh, telah memerintah bangsa kecil Afrika Barat selama 22 tahun menyebabkan situasi politik kritis yang tidak terselesaikan dengan cara menolak untuk menyerahkan kekuasaan setelah kalah dalam pemilihan presiden tanggal 1 Desember dengan Barrow.
Setelah berminggu-minggu adanya penekanan dari pemain regional dan ancaman penangkapan oleh pasukan Afrika Barat, Jammeh akhirnya mengakui kekalahan.
Dalam konferensi pers itu, Barrow juga mengatakan ia akan menjamin kebebasan pers di negeri ini dan mengatakan bahwa kabinet pilihannya harus melaporkan aset-aset mereka sebelum memulai bekerja.
Dia berjanji kabinetnya akan diberi nama awal minggu depan sehingga ia bisa memulai pelaksanaan, ia juga akan menerima informasi komprehensif pertama tentang keadaan keuangan negara pada hari Senin atau Selasa, menambahkan.
Bantuan Negara Asing
Sebelum Yahya Jammeh telah dituduh oleh seorang pegawai Barrow karena mengambil $ 11 juta dari kas negara sebelum berangkat ke pengasingan di Equatorial Guinea, dan para diplomat mengatakan keadaan keuangan negara itu sudah dalam situasi genting.
Pilihan pertama untuk kabinet Barrow, Wakil Presiden Fatoumata Jallow-Tambajang, telah menimbulkan kontroversi karena ia diduga terlalu tua untuk kapasitasnya, menurut aturan konstitusi saat ini.
Ditanya tentang reformasi Tentara Gambia, yang terkenal dengan citra negatifnya juga bertanggung jawab atas 4.000 tentara Afrika Barat untuk menjamin keselamatan Barrow dan penduduk, Presiden mengatakan ia berharap negara-negara asing untuk memberikan bantuannya.
“Dalam militer, jika kita membutuhkan bantuan teknis, kami akan menghubungi negara-negara yang bersedia membantu kami”, katanya dikutip Aljazeera, Senin (30/01/2017).
Tidak ada “waktu yang ditetapkan” bagi pasukan Afrika Barat untuk pergi, Barrow menambahkan.*/Ummu Qudsy