Hidayatullah.com–Rezim Iran berhasil menguji- sistem pertahanan udara canggih buatan Rusia setelah bertahun-tahun mengalami penundaan atas sanksi nuklir, kantor berita resmi IRNA melaporkan pada hari Sabtu.
Rezim Iran mengklaim bahwa mereka telah berusaha untuk memperoleh sistem tersebut selama bertahun-tahun untuk menangkal pengulangan ‘ancaman’ oleh Israel untuk membom fasilitas nuklir tersebut, tetapi Rusia telah menahan pengiriman sejalan dengan sanksi PBB yang diberlakukan atas program nuklir.
Sebuah laporan dikutip orient-news.net, mengatakan tes sistem S-300 datang baru-baru ini saat latihan militer bernama Damavand, nama gunung tertinggi Iran.
Katanya tes ditargetkan dengan berbagai benda terbang termasuk rudal dan drone. Dengan jarak hingga 200 kilometer (125 mil) S-300 mampu secara simultan melacak dan menyerang beberapa sasaran.
TV rezim Iran menayangkan rekaman peluncuran rudal dari belakang truk. Dikatakan tes dilakukan di padang pasir sentral Iran.
Komandan Pertahanan Udara Jenderal Farzad Esmaili mengatakan kepada televisi bahwa sistem pertahanan udara dalam negeri yang diproduksi dijuluki Bavar 373 yang “lebih maju dari S-300” akan diuji segera.
“S-300 adalah sistem yang mematikan bagi musuh-musuh kita dan yang membuat langit kita lebih aman,” katanya.
Iran dan Moskow menandatangani kontrak pasokan lima unit S-300 senilai 800 juta dolar AS pada 2007 lalu. Namun, realisasi kontrak senilai 900 dolar AS tersebut sempat terhambat karena Dewan Keamanan PBB memperpanjang sanksi embargo senjata kepada Iran pada 2010.
Baca: Amnesti: Milisi Syiah, Rusia dan Iran Salahgunakan Senjata Bantuan untuk Kejahatan
Negosiasi kontrak kembali digelar pada April 2015 setelah Iran sepakat untuk membatasi program fasilitas nuklirnya dan melaporkan segala aktivitas nuklirnya pada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Pengaktifan Iran untuk sistem pertahanan datang di tengah meningkatnya ‘ketegangan’ dengan pemerintahan baru AS Presiden Donald Trump, yang menjatuhkan sanksi setelah Iran menguji jarak menengah rudal balistik pada bulan Januari.
Rusia menyampaikan sistem S-300 ke Iran pada tahun 2016, hampir 10 tahun setelah kontrak awal telah ditandatangani. Iran menandatangani 0 kontrak untuk membeli sistem rudal S-300 pada tahun 2007, namun Rusia menangguhkan pengiriman mereka tiga tahun kemudian karena besarnya ‘keberatan’ dari Amerika Serikat dan Israel.
Di sisi lain, Rusia dan Iran adalah sekutu rezim keji Bashar al Assad dalam memerangi rakyat dan kelompok oposisi di Suriah.*/Ummu Robiah