Hidayatullah.com—James Comey dipecat oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai direktur FBI hari Selasa (9/5/2017). Keputusan Trump itu mengejutkan banyak pihak, bahkan Comey sendiri awalnya sempat mengira hal itu hanyalah guyonan.
New York Times hari Rabu (10/5/2017) melaporkan bahwa Comey sedang memberikan pengarahan kepada stafnya, ketika layar televisi yang berada di belakangnya menampilkan kabar bahwa Trump sudah memecatnya. Awalnya Comey tertawa, mengiranya sebagai kelakar.
Setelah itu di belakang para stafnya sibuk, dan meminta Comey agar menuju ke sebuah ruangan kantor terdekat.
Comey menghentikan pengarahannya, kemudian menjabat tangan para pegawai yang mendengarkan pengarahannya. Dia lalu menuju ke ruangan kantor di sebelah, di mana dia mendapatkan konfirmasi bahwa dirinya benar-benar sudah dipecat oleh Trump. Pada saat itu dia belum menerima kabar langsung dari Gedung Putih.
Tidak lama kemudian, sebuah surat dari Trump dikirimkan ke markas besar FBI, yang terletak hanya tujuh blok dari Gedung Putih.
Keputusan pemecatan Comey diambil saat dia sedang memimpin lembaganya melakukan penyelidikan perihal peran Rusia dalam mempengaruhi jalannya pemilu presiden AS 2016, yang dimenangkan oleh Trump.
Sejumlah politisi Demokrat membandingkan keputusan Trump itu dengan “Saturday Night Massacre” 1973, ketika Presiden Richard Nixon memecat jaksa khusus independen yang sedang menyelidiki skandal Watergate yang melibatkan Nixon.
“Sungguh luar biasa, tindakan di mana Anda memecat seorang pejabat tinggi lembaga investigasi ketika orang itu sedang berada di tengah-tengah penyelidikan yang dapat menyeret diri Anda atau pejabat tinggi dalam pemerintahan Anda,” kata Sam Erman, seorang associate professor di USC Gould School of Law di Los Angeles seperti dilansir Euronews.
“Sebelumnya kita sudah pernah melihat seorang presiden memecat orang yang menyelidikinya, dulu itu Richard Nixon dan dia pada akhirnya terpaksa mengundurkan diri,” imbuh Erman.
Gedung Putih membantah tuduhan bahwa ada motif politik di balik pemecatan Comey.*