Hidayatullah.com—Para pejabat Amerika Serikat dan Uni Eropa akan membahas kemungkinan perluasan larangan yang diberlakukan pemerintah AS atas laptop dan tablet di dalam kabin pesawat saat mereka bertemu di Brussels pekan depan.
Wacana itu mengemuka setelah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan sedang mempertimbangkan untuk memperluas ke Eropa larangan yang berlaku saat ini dalam penerbangan dari delapan negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Larangan itu diberlakukan karena ada ketakutan bom disembunyikan dalam perangkat-perangkat elektronik.
Seorang jubir Uni Eropa mengatakan keputusan mengenai hal itu belum dibuat, lapor BBC hari Jumat (12/5/2017).
“UE mengundang AS datang ke Brussels pekan depan untuk pembicaraan di tingkat politik dan pakar … untuk menimbang potensi resiko dan mengkaji kebijakan-kebijakan yang akan diambil di masa mendatang,” kata jubir itu.
Dia menambahkan bahwa dalam pembicaraan lewat telepon, Komisioner Transportasi UE Violeta Bulc sudah menyoroti perihal “potensi resiko sebagai akibat dari penempatan perangkat elektronik dalam jumlah banyak di [bagasi] pesawat.”
Bulan Maret, AS melarang perangkat berukuran “lebih besar dari ponsel pintar” dibawa ke ruang kabin dalam penerbangan asal Turki, Maroko, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi dan Kuwait. Pada saat yang sama, Inggris mengeluarkan kebijakan serupa terhadap penerbangan asal enam negara.
Hari Kamis (11/5/2017), Menteri Keamanan Dalam Negeri AS John Kelly menggelar pertemuan dengan sejumlah petinggi dari perusahaan-perusahaan penerbangan AS.
Pihak maskapai menolak berkomentar perihal pertemuan itu, tetapi salah satu pejabat yang dikutip Reuters mengatakan bahwa pemerintah mengusulkan larangan itu diperluas segera.
Sejumlah regulator di Uni Eropa sudah memberikan peringatan bahwa larangan itu sendiri bisa jadi justru membahayakan keselamatan, yaitu dengan ditempatkannya perangkat elektronik dalam bagasi pesawat selama penerbangan jarak jauh. Mereka mengatakan bahwa keberadaan begitu banyak baterai lithium-ion di bagasi akan meningkatkan resiko kebakaran.*