Hidayatullah.com– Jumat kemarin (12/05/2017), 40-an warga termasuk anggota Front Pembela Islam (FPI), umat Islam lainnya serta berbagai kalangan masyarakat melakukan aksi bersih-bersih lilin bekas demo massa pro Ahok (Ahokers) di Kota Pekanbaru, Riau.
Ternyata, sebagian dari peserta aksi bersih-bersih itu adalah para aktivis Aksi Bela Islam yang rutin mengikuti aksi tersebut sejak pertama kalinya digelar di Jakarta, 2016 lalu.
“Kemarin yang Aksi 212, 411, Aksi 505 (dan lain-lain), kami ikut,” ujar Heri Susanto Abbas, warga Pekanbaru, salah seorang penggerak aksi membersihkan lilin-lilin yang mengotori jalan protokol di kawasan sekitar Tugu Perjuangan Jalan Diponegoro – Gajah Mada, itu.
Ia mengaku, bersama teman-temannya rutin ke Jakarta mengikuti berbagai aksi menuntut keadilan hukum atas terdakwa penista agama, Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama itu.
Baca: [Foto] FPI dan Umat Islam Bersihkan Sampah Lilin Bekas Demo Pendukung Ahok
Dalam mengikuti aksi-aksi di Jakarta tersebut pun mereka mengeluarkan kocek sendiri. “Kami ke sana sepersen pun uang enggak ada dikoordinir oleh siapapun,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Sabtu (13/05/2017) melalui sambungan telepon.
Terkait aksi bersih-bersih di Pekanbaru itu, ia menuturkan, hal itu dilakukan warga untuk menjaga kebersihan kota.
“Bagi kita, kalau ini enggak ada yang bersihin, pasti kota kita itu kotor,” ungkap pria 42 tahun yang mengaku bekerja sebagai wiraswata ini.
Heri mengaku bersama warga lainnya turun langsung membersihkan lilin-lilin yang dibakar oleh para pendukung Ahok pada demo mereka di malam harinya, Kamis (11/05/2017). Foto-foto aksi bersih-bersih itu sejak Jumat kemarin menyebar luas di media sosial (mem-viral) dan menuai pujian dari berbagai kalangan warganet.
Awalnya, kata Heri, ada dua orang pria yang memulai membersihkan lilin-lilin itu. Lalu datang warga lainnya hingga mencapai 10 orang. Sejak siang mereka memulai membersihkan median jalan, trotoar, pelataran, dan titik-titik lain di sekitar bekas demo Ahokers itu. Semakin sore, semakin banyak warga berpartisipasi.
“Kalau enggak ditambah orangnya itu bisa sampai malam. Alhamdulillah karena kita ramai-ramai, begitu jam 5 sudah selesai semua, sudah bersih,” tuturnya.
Baca: Tak Terima Vonis Hakim, Pendukung Ahok di Sorong, Bali dan Medan Nyalakan Lilin Dukungan
Menurutnya, aksi bersih-bersih diikuti oleh warga termasuk anggota FPI, Laskar Melayu, dan umat Islam lainnya. Melihat aksi mereka, sejumlah warga lainnya terpanggil.
“Dari berbagai etnis dan agama malah, teman-teman dari Tionghoa juga ikut, mereka melihat kalau di Facebook kita ada (aksi) itu, mereka merasa terpanggil,” ungkapnya.
Ditanya hidayatullah.com soal sikapnya terkait kondisi terkini kebangsaaan, Heri menilai selama ini Indonesia tenang-tenang saja tanpa gejolak antar etnis.
Hingga kemudian diketahui terjadi situasi seperti yang saat ini. Dimana isu perbedaan etnis kembali mencuat. Heri menilai di balik kondisi saat ini ada kepentingan kelompok tertentu yang bermain.
“42 tahun saya hidup di negeri ini enggak ada persoalan kok dengan teman-teman etnis-etnis yang lain,” ujarnya, seraya mengaku bertetangga dengan orang Tionghoa dan tidak ada masalah.
“Saya lahir di kota yang rata-rata etnisnya adalah etnis Tionghoa. Sampai hari ini kotanya aman-aman saja. Orang Melayu, orang Tionghoa, hidup bersama,” lanjutnya.
“Kelompok-kelompok etnis tertentu tidak pernah kita ganggu,” tambahnya menekankan.*