Hidayatullah.com–Qatar mengumumkan program masuk tanpa visa untuk 80 negara sebagai langkah meningkatkan pemulihan ekonominya, menindaklanjuti krisis Teluk yang terjadi dengan Arab Saudi dan sekutu regionalnya.
Pegawai Dinas Pariwisata Qatar, Hassan al-Ibrahim dalam konferensi pers mengatakan, program ini secara tidak langsung akan merangsang transportasi udara dan pariwisata negara.
“Skema pembebasan visa akan menjadikan Qatar sebagai negara yang paling terbuka di wilayah ini,” katanya di Doha, kemarin.
Baca: Qatar Bantah Keempat Negara Arab Telah Buka Jalur Penerbangan
Sementara itu, pejabat Kementerian Dalam Negeri, Mohamed Rashed al-Mazroui menegaskan rakyat dari 80 negara yang diizinkan itu hanya perlu menyerahkan paspor yang sah untuk masuk ke Negara Teluk tersebut.
Mazroui mengatakan, negara-negara yang dipilih itu adalah berdasarkan pertimbangan keamanan dan ekonomi, atau untuk membeli kekuasaan rakyat mereka.
Namun, dia enggan menyebutkan secara lanjut 80 negara, termasuk, bila program itu dikuat kuasakan oleh Doha.
Sementara itu, Saudi Arab Saudi membantah laporan yang menyebut mereka telah mengizinkan perusahaan penerbangan Qatar menggunakan bandara dan udaranya, demikian menurut kantor berita Xinhua mengutip laporan media lokal Al Arabia.
Otoritas penerbangan Arab Saudi menjelaskan sanksi yang dikenakan terhadap Qatar termasuk larangan terhadap perusahaan penerbangan negara itu dari menggunakan bandara dan ruang udaranya, masih berlaku.
Baca: Qatar Mengaku Tak Akan Usir Warga Saudi dari Negararanya
Arab Saudi mengeluarkan pernyataan susulan ada laporan yang menyebut negara itu telah melonggarkan pembatasan terhadap perusahaan penerbangan milik Qatar, dan menggambarkan laporan yang dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh melalui situs seperti Flightradar24.
Arab Saudi bersama beberapa negara lain termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir sebelum ini memutuskan hubungan diplomatik dan memboikot transportasi udara kepada Qatar pada Juni 2017.
Secara keseluruhan, sebanyak 18 destinasi di wilayah itu kini tidak lagi berada dalam cakupan layanan perusahaan penerbangan Qatar Airways, yang juga terpaksa menutup kantornya di Arab Saudi dan UEA.*