Hidayatullah.com—Turki adalah negara yang paling berdedikasi dalam memerangi kelompok ISIL/ISIS aliash Daesh, kata Perdana Menteri Binali Yildirim.
“Seluruhnya 4.600 teroris ISIL, 3.800 di Suriah dan 800 di Iraq, yang telah dinetralisir (dibunuh, red) sampai saat ini. Sayangnya, tidak ada negara yang menunjukkan determinasi seperti yang ditunjukkan oleh Turki dalam memerangi ISIL,” kata Yildirim dalam 41st Singapore Lecture hari Senin (21/8/2017), seraya menambahkan bahwa Turki berperan aktif dalam pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat yang dibentuk untuk memerangi kelompok itu.
“Kami memberantas aktivitas ISIL di area seluas 2.000 kilometer persegi dan membersihkan kawasan itu dan ISIL lewat Operasi Tameng Eufrat,” kata Yildirim di Singapura seperti dilansir Hurriyet.
Antara Agustus 2016 dan Maret 2017 dalam Operasi Tameng Eufrat, pasukan oposisi Suriah yang tergabung dalam Free Syrian Army (FSA) dengan dukungan militer Turki mengambil alih wilayah di bagian utara Suriah dari tangan ISIL/ISIS.
Yildirim mengatakan terorisme adalah masalah nasional, regional dan ancaman global, serta “menimbulkan masalah di seluruh dunia.”
“Masalah utama di kawasan kami adalah ekstrimisme. Para pelaga asing berdatangan dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyebrang dari wilayah kami untuk bergabung dengan ISIL di Suriah dan Iraq. Dengan demikian, kami melihat masalah ini tidak [hanya] di dalam negara-negara Muslim, kami melihat masalah ini [ada] di mana-mana,” imbuhnya.
Dalam pidatonya Yildirim mengatakan bahwa Turki “mengerahkan upaya besar” guna mengakhiri krisis di Suriah.
“Mekanisme observasi gencatan senjata dengan partisipasi Iran, Rusia dan Turki sudah dan terus berlangsung aktif. Tidak hanya itu, rezim dan oposisi dibuat duduk di satu meja yang sama untuk pertama kalinya,” kata perdana menteri Turki itu.
Menerima lebih dari 3 juta pengungsi Suriah sejak awal perang sipil Suriah, kebijakan “pintu terbuka” Turki itu mendapatkan pujian internasional kata Yildirim.
“Dana yang kami keluarkan untuk orang-orang Suriah yang ada di negara kami sudah mencapai $30 miliar, jika semua pekerjaan oleh institusi-institusi kami dihitung. Uni Eropa memberikan kepada kami 800 juta euro sebagai bagian dari komitmennya untuk memberikan kami $3 miliar euro. Kontribusi dari masyarakat internasional hanya mencapai $500 juta,” papar PM Yildirim menunjukkan sumbangsih besar yang telah diberikan negaranya.*