Hidayatullah.com–Seorang aktivis oposisi Suriah dan anak perempuannya ditemukan terbunuh di flat mereka di Istanbul, saudara korban mengatakan seperti yang dilaporkan Aljazeera pada Ahad 24 September 2017.
Orouba Barakat (60) dan anak perempuannya Halla (23), ditusuk hingga tewas, berdasarkan laporan resmi kepolisian Turki.
Jasad mereka terbungkus selimut dan ditaburi dengan deterjen kapur untuk mencegah bau, kepolisian mengatakan, ketika mereka menginvestigasi flat tempat kejadian di Uskudar, distrik Asia di kota itu, pada Jumat.
“Dikatakan bahwa jasad mereka telah berada di tempat itu selama empat hari,” seorang tetangga mengatakan pada harian Turki, Hurriyet.
“Mereka orang yang baik dan tidak melukai siapapun.”
Baca: Oposisi Suriah: “Tak Ada yang Lebih Berharga Melebihi Darah Kita
Barakat merupakan orang yang terkenal dan vokal mengkritik Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dia merupakan salah satu anggota dari kelompok oposisi Koalisi Nasional Suriah dan telah banyak menulis tentang penyiksaan yang terjadi di penjara-penjara pemerintah rezim.
Dia juga aktif dalam komunitas Suriah di Turki, dan membantu para pengungsi secara finansial, seperti yang disebutkan kembali oleh New York Times.
Orouba hidup di pengasingan sejak 1980an di Inggris, Amerika Serikat, Arab Saudi dan UEA sebelum menetap di Turki.
Koalisi Nasional Suriah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: “Tangan terorisme dan tirani merupakan tersangka utama dalam kejahatan pembunuhan yang keji ini.”
Ahnad Ramadan, kepala Gerakan Aksi Nasional untuk Suriah, menulis di Twitter nya bahwa koalisi sedang berkoordinasi dengan Turki untuk melakukan investigasi.
Halla Barakat merupakan seorang editor di Orient New berbasis di Dubai, yang dimiliki oleh tokoh oposisi Suriah Ghassan Aboud. Sebelum itu, dia merupakan reporter untuk TRT World Service Turki.
Kepala Asosiasi Jurnalis Suriah Ali Eid meminta otoritas Turki agar segera melakukan investigasi untuk menemukan dan menghukum pelakunya. Dia juga meminta ditambahkannya perlindungan bagi para jurnalis yang tinggal di Turki.
Baca: Pemimpin Eropa: Semua Bukti Serangan Senjata Kimia Merngarah ke Bashar Asaad
Komite untuk Melindungi Jurnalis menggemakan permintaan Eid dan dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa “Turki harus menjamin perlindungan para jurnalis Suriah yang meninggalkan negaranya demi mencari keselamatan.”
“Kami meminta otoritas Turki untuk menemukan mereka yang bertanggungjawab atas pembunuhan Halla Barakat dan Orouba Barakat, dan mengadili mereka,” Koordinator Program CPJ Asia Tengah dan Eropa Nina Ognianove mengatakan.
Anggota keluarga korban mengatakan bahwa Halla dan Orouba telah menerima ancaman beberapa sebelum mereka dibunuh.
Saudara perempuan Orouba, Shaza, menulis di postingan Facebooknya yang memastikan kematian mereka berdua.
“Tangan tirani dan ketidakadilan membunuh saudara perempuanku Dr Orouba Barakat dan anak perempuannya Halla di flat Istanbul mereka,” tulisnya.
“Kami berduka atas saudari kami, pejuang gigih yang telah diburu rezim Baathist sejak 1980an hingga dia akhirnya dibunuh di luar negeri.”
Orouba merupakan bibi dari Deah Barakat, yang bersama istri dan adik perempuannya, terbunuh di Carolina Utara pada 2015 oleh tetangga mereka, dikenal sebagai Penembakan Chapel Hill.
Saudara perempuan Deah, Suzanne, menyatakan di sosial media bahwa dia terkejut dan tidak percaya.
“Khale (Bibi) dna Halla merupakan aktivis yang vokal dalam revolusi Suriah, berbicara tentang kekuatan, dan meningkatkan kesadaran tentang kekejaman yang dilakukan oleh rezim Assad,” tulisnya di laman Facebook.
“Aku akan selalu mengingat Halla, yang namanya berarti keindahan, sebagai gadis kecil dengan rambut ikal berwarna keemasan dan mata hijaunya. Dia tumbuh menjadi invididu yang dinamis, terdidik, baik, menyenangkan, berorientasi keadilan, sama seperti ibunya.”
Para jurnalis dan aktivis oposisi terkadang telah menjadi target di Turki dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2015, Naji Jerf, seorang jurnalis terkemuka yang juga vokal mengkritik Assad dan kelompok ISIS, ditembak mati di Gaziantep.
Pada tahun yang sama, dua jurnalis Suriah dari Kota Raqqa yang menentang ISIS ditemukan meninggal dengan kepala terpenggal di Turki Selatan.*