Hidayatullah.com—Polisi huru-hara dan tentara dikerahkan ke wilayah selatan Sri Lanka menyusul bentrokan antara warga Buddhis dan Muslim. Pihak berwenang pun telah memberlakukan jam malam.
Sembilan belas orang telah ditangkap ketika terjadi kekerasan antarkelompok di Provinsi Galle, menyusul kecelakaan lalu-lintas.
Rumah-rumah dan toko-toko diserang dan sejumlah properti mengalami kerusakan.
Pihak berwenang mengatakan kekerasan sektarian itu sekarang sudah berhasil dikendalikan.
“Tambahan batalion polisi, pasukan khusus polisi, kesatuan anti huru-hara dan militer dikerahkan kemarin malam untuk menenangkan suasana,” kata Menteri Ketertiban Hukum Sagala Ratnayaka dalam sebuah pernyataan seperti dilansir BBC hari Sabtu (18/11/2017).
Dia juga memperingatkan agar warga tidak menyulut kebencian sektarian lewat media sosial.
Anggota parlemen Manusha Nanyakkara mengatakan kepada BBC bahwa 10 kendaraan hancur, kebanyakan milik Muslim, dan 62 rumah serta toko diserang.
Dia mengatakan jam malam dari pukul 6 petang hingga 6 pagi diberlakukan sebagai tindakan pencegahan terjadinya bentrokan lanjutan.
Bentrokan fisik di jalanan antara warga mayoritas Buddhis Sinhala dan minoritas Muslim bermula dari kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan seorang wanita Muslim dan seorang pria Buddhis Sinhala pengendara motor.
Seorang jubir kepolisian mengatakan orang-orang ditangkap setelah “beredar pesan-pesan palsu dan rumor di media sosial” yang berkontribusi pada eskalasi kekerasan antarkelompok masyarakat itu.
Bentrokan serupa sebelumnya pernah terjadi di lokasi tidak jauh dari kasus sekarang tiga tahun silam, yang mengakibatkan ribuan warga Muslim harus meninggalkan rumah-rumah mereka.*