Hidayatullah.com—Ketika seorang tokoh agama di Kyrgyzstan mengumumkan bahwa dia menikah untuk kedua kalinya, dan mengajak para pria untuk mengikuti jejaknya, tentu saja mendapatkan respon beragam dari pengguna media sosial.
Chubak aji Jalilov dalam video yang diunggah oleh Nasaat Media di YouTube berkata, “Saya tidak bercerai dari istri pertama saya. Sekarang dia agak marah.” Video itu telah dilihat ribuan kali, lapor BBC Selasa (28/11/2017).
Menurut konstitusi Kyrgyzstan, poligami dibatasi di negara Asia Tengah yang berpenduduk sekitar 6 juta jiwa dan sebagian besar adalah Muslim berbahasa Turki itu.
Dalam pemilu 2015 di Kyrgyzstan, hanya satu partai yang menjawab “ya” atas pertanyaan apakah poligami harus dilegalkan.
Jalilov mengatakan dia tidak menyembunyikan pernikahan keduanya dari siapapun. Istri keduanya adalah seorang janda berusia 30 tahun beranak dua yang tinggal di Turki. Tokoh Muslim Kyrgyz itu juga mendorong para lelaki memiliki dua istri.
Mengapa mantan mufti itu menyarankan demikian? Dia menunjuk fakta banyaknya wanita Kyrgyz yang pergi ke luar negeri seperti Rusia, Turki dan China.
“Mereka seharusnya dirawat dan dinafkahi di Kyrgyzstan,” kata Jalilov.
Kata Jalilov, para wanita seharusnya memperbolehkan suami-suami mereka untuk menikah lagi, tetapi tentu saja tidak semua orang senang.
“Istri pertama saya agak kesal. Tetapi saya kira semuanya akan baik kembali. Dia berhak untuk marah dan cemburu,” imbuhnya.
Sebagian orang memberikan dukungan kepadanya dan mengatakan bahwa dia melakukan hal yang benar.
“Menurut hukum syariah, pria tidak diharuskan meminta izin dari istri pertama [untuk menikah lagi],” kata pemilik akun Facebook Jyldyz Sultanova.
Blogger Daniar Aitman tidak setuju. Praktik poligami merupakan “tantangan bagi negara sekuler dan masyarakat,” tulisnya di Facebook.
“Jalilov ingin menunjukkan bahwa dia ingin meludahi hukum sekuler dan hak-hak wanita, meludahi UU pidana dan konstitusi. Jalilov ingin menunjukkan bahwa di Kyrgyzstan konstitusi bukanlah yang utama, melainkan Qur’an,” imbuhnya.
Lebih lanjut Aitman mengatakan bahwa Jalilov sejak lama melobi agar poligami dilegalkan di Kyrgyzstan, tetapi sampai sekarang dia tidak berhasil. Oleh karena itu, katanya, Jalilov menempuh cara lain yaitu dengan tindakannya menikah lagi.
Akan tetapi, ada orang yang menanggapi pernyataan Aitman dengan mengatakan bahwa poligami bukan berita baru.
“Sekarang ini, setiap detik orang punya istri dua. Presiden-presiden banyak juga yang punya dua istri. Hanya perbedaannya, mereka secara terang-terangan mencampakkan istri pertamanya, sedangkan Chubak Jalilov tidak mencampakkan istri pertamanya dan menanggung seorang istri lainnya. Jika istri kedua setuju [menjadi istri kedua], lantas apa masalahnya?”
Sementara itu, seorang penanggap lain mendesak agar laki-laki menceraikan lebih dulu istri pertamanya jika ingin menikah lagi.
Aziza Abdurasulova, seorang wanita ketua organisasi peduli HAM Kylym Shamy, mengatakan di laman Facebook-nya bahwa Chubak aji Jalilov “dengan sadar melanggar hukum dan mendorong warganegara lainnya melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, Kylym Shamy akan melaporkan secara resmi ke kantor kejaksaan Bishkek.”*