Hidayatullah.com-–Lembaga kesehatan publik negara Zimbabwe mengatakan bahwa 211 orang dokter telah dipecat pekan lalu karena terus melakukan aksi mogok menuntut kenaikan gaji.
Para dokter itu dinyatakan terbukti bersalah absen dari tugasnya tanpa izin cuti atau alasan yang dapat diterima selama lebih dari lima hari, menurut sebuah pernyataan dari Health Service Board (HSB) seperti dilansir BBC Jumat (8/11/2019).
Ratusan dokter itu melakukan aksi mogok sejak bulan September.
HSB mengatakan hampir sepertiga dari semua dokter (516 dari 1.601) yang dipekerjakan rumah sakit pemerintah harus menerimanya atau di bawa ke tribunal disipliner.
Zimbabwe Hospital Doctors Association belum berkomentar soal kabar terbaru itu, tetapi sebelumnya mereka mengeluhkan intimidasi, lapor Reuters.
Akibat aksi mogok tersebut aktivitas rumah sakit besar terganggu, dan kebanyakan hanya melayani kasus-kasus darurat.
Pemerintah mengaku tidak sanggup menaikkan gaji dokter, sebab negara itu sedang dilanda krisis ekonomi dan tingginya inflasi telah mengikis pendapatan rakyat.
Nilai ril gaji dokter oleh karena itu ikut melorot hingga kurang dari $100 sebulan.
“Pendapatan yang kami terima tidak lagi cukup untuk makan atau membayar sewa,” kata Dr. Linsey Robertson dalam wawancara di program Newsday BBC pekan lalu.*