Hidayatullah.com—Seorang badut profesional di Brazil yang mencalonkan diri menjadi anggota kongres dan berhasil dengan jumlah suara besar mengaku tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu 2018.
Francisco Everado Oliveira Silva, lebih dikenal dengan nama Tiririca, akan segera mengakhiri masa jabatan kedua sebagai anggota dewan perwakilan rakyat.
Dia mengeluh, karena dirinya satu dari hanya delapan orang yang rajin menghadiri rapat-rapat dewan, padahal ada 500 orang yang menduduki kursi wakil rakyat.
Tiririca mengaku “malu” dengan kelakuan ratusan koleganya itu dan lebih memilih kembali menekuni pekerjaan sepenuhnya sebagai badut, lapor BBC Kamis (7/12/2017).
Dalam pidato pertamanya sejak terpilih tahun 2010, Tiririca, nama panggungnya yang berarti penggerutu, mengaku sedih dengan apa yang dilihatnya di majelis rendah kongres.
“Semua orang tahu kita digaji sangat layak untuk bekerja, tetapi tidak semua orang melaksanakan tugasnya. Keseluruhan ada 513 wakil rakyat, hanya delapan yang rutin datang menghadiri rapat. Dan saya salah satu dari delapan orang itu, padahal saya badut sirkus,” kata Tiririca.
Dalam pidato delapan menit, dia mengakui bahwa dirinya “belum banyak berbuat” selama hampir 7 tahun sebagai anggota dewan. Namun, dia berkata bahwa “setidaknya saya ada di sini.”
Tiririca sangat populer di kalangan pemilih. Berkampanye dengan slogan “Pilih Tiririca, tak akan lebih buruk!”, dia mendulang 1,3 juta suara pada tahun 2010, lebih banyak dari kandidat lainnya yang terpilih.
Kemenangannya bukan tanpa kontroversi, dengan tudingan dari media massa bahwa dia tidak dapat membaca atau menulis, yang merupakan persyaratan untuk menjabat.
Namun, setelah pengadilan menyatakan bahwa Tiririca memenuhi persyaratan literasi dasar, dia menduduki kursinya di parlemen dan terpilih kembali pada tahun 2014, lagi-lagi dengan suara terbanyak di negara bagian Sao Paulo.
Tiririca bukan satu-satunya yang memiliki pandangan negatif terhadap anggota dewan.
Tingkat kepercayaan terhadap politisi-politisi Brazil anjlok ketika para ketua baik di kongres maupun senat diselidiki dalam kasus dugaan korupsi, bersama dengan sejumlah anggota dewan lainnya.
Jajak pendapat Datafolha yang dipublikasikan hari Rabu (6/12/2017) menyebutkan bahwa 60% rakyat Brazil menggambarkan kinerja anggota kongres “buruk” atau “sangat buruk”.*