Hidayatullah.com—Seorang suami di Inggris membuat laporan palsu soal bom di sebuah pub dengan tujuan agar istrinya tidak keluar malam ke tempat minum-minum itu.
Pub Duke of Washington milik kelompok usaha Wetherspoon yang terletak di Minehead, Somerset, terpaksa tutup lebih awal pada 25 November 2017 dan kehilangan pendapatan 840 pound, akibat bom hoax tersebut.
Mo Ahmed, 42, mengaku membuat 2 laporan palsu lewat telpon perihal bom di pub Wetherspoon itu. Hakim di pengadilan Exceter Crown Court kemudian menjatuhkan hukuman percobaan kepadanya.
Di pengadilan Ahmed mengaku marah ketika istrinya keluar malam untuk bersenag-senang di pub, sementara dia setiap hari melakukan 2 pekerjaan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Menurut laporan kantor probation, pasangan suami-istri itu membuka sebuah toko kado pada bulan Agustus lalu, tetapi sampai bulan November hanya mendapat pemasukan 20 pound (sekitar 360 ribu) sehari, jumlah yang minim untuk memenuhi biaya hidup di Inggris.
Ahmed, warga The Parade, Minehead, harus mengambil pekerjaan kedua di sebuah restoran di Tiverton, Devon, supaya dapat membayar sewa rumah dan tagihan bulanan. Dia kesal, ketika mengetahui pasangannya itu ternyata keluar bersenang-senang di pub hingga tengah malam.
Akibat laporan bom palsu yang dibuatnya, polisi mengevakuasi 25 tamu dan 130 pelanggan bar pada tengah malam, pukul 1 dini hari waktu setempat.
Laporan kantor probation itu menyebutkan, “Dia merasa kesal karena pasangannya menghambur-hamburkan uang sementara dia harus bekerja jauh agar dapat membayar tagihan bulanan. Ketika dia mengetahui bahwa istrnya pergi ke Wetherspoon, dia marah dan frustasi dan ingin merusak malamnya.”
“Dia tidak mempertimbangkan dampak tindakannya terhadap pub dan petugas tanggap darurat.”
Akibat perbuatannya, Ahmed dihukum 6 bulan penjara dengan percobaan satu tahun, membayar kompensasi 840 pound dan menjalani 120 jam kerja sosial tanpa bayaran.
“Panggilan telepon itu dapat dilacak sebab dilakukan lewat telepon genggammu sendiri. Saya mengetahui kamu sangat malu dengan perbuatanmu dan memang seharusnya demikian,” kata hakim Geoffrey Mercer seperti dilansir BBC.
“Cara berpikirnu itu sangat aneh. Apa yang kamu lakukan itu sangat tidak biasa,” imbuhnya.*