Hidayatullah.com—Seorang pejabat China hari Senin (29/1/2018) membantah berita yang ditulis koran terkemuka di Prancis, Le Monde, yang mengabarkan bahwa Beijing melakukan aksi mata-mata terhadap markas Uni Afrika di Addis Ababa.
Dalam koran terbitan hari Jumat lalu, Le Monde mempublikasikan laporan investigatif yang mengklaim bahwa para teknisi di gedung itu tahun lalu mendapati data mereka secara berkala ditransfer ke server-server yang berada di Shanghai sejak 2012, tahun ketika pencakar langit tersebut diresmikan. Gedung markas Uni Afrika tersebut pembangunannya didanai pemerintah China.
Le Monde mengatakan pihaknya mewawancarai sejumlah narasumber anonim di Uni Afrika guna kepentingan penyusunan laporan tersebut.
“Menurut saya laporan itu tidak hanya berita sensasional, tetapi juga preposterous dan absurd,” kata Kuang Weilin, seorang utusan China di sela-sela pertemuan tingkat tinggi Uni Afrika di ibukota Ethiopia, seperti dilansir Deutsche Welle.
Menjulang hingga ketinggian 100 meter, gedung bertingkat berdinding marmer coklat dan kaca itu dipakai untuk menyelenggarakan dua pertemuan tahunan negara-negara anggota Uni Afrika. China melihat bangunan berbiaya $200 juta itu sebagai monumen persahabatannya dengan negara-negara di benua hitam tersebut, yang di tahun-tahun belakangan menjadi pusat investasi luar negeri China.
Le Monde menyebutkan, setelah spionase China itu terungkap Januari tahun lalu, sistem teknologi informasi gedung tersebut diganti dan digarap ulang.
Pakar-pakar TI dari Ethiopia disewa untuk menyisir seluruh gedung guna mencari perangat penyadapan. Mereka berhasil mengenyahkan sejumlah mikrofon yang terpasang di meja-meja kerja dan dinding gedung markas besar Uni Afrika itu.
Meskipun demikian, laporan koran Prancis itu rupanya tidak digubris PM Ethiopia. “Apa yang mau dimata-matai di sini. Saya tidak percaya,” kata PM Hailemariam Desalenga, kepada para wartawan.*