Hidayatullah.com– Persatuan Ulama Muslim Dunia atau International Union of Muslim Scholars (IUMS) meminta publik memberontak secara resmi terhadap keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem (Baitul Maqdis) pada bulan Mei nanti.
Pada hari Jumat, Washington mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan kedutaan besarnya pada tanggal 14 Mei, bertepatan dengan hari dimana negara Israel didirikan dan secara resmi diakui oleh pemerintah AS pada tahun 1948.
“Kami menyerukan sebuah pemberontakan Palestina, Arab dan Islam melawan agresi Amerika ini,” kata Sekretaris Jenderal IUMS Ali al-Qaradaghi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad yang dilansir dari Middle East Monitor.
“Yerusalem adalah penyebab negara [Muslim kita] dan meninggalkannya atau mengubah identitasnya akan menjadi aib,” katanya, melanjutkan untuk menggambarkan langkah AS tersebut sebagai deklarasi perang terhadap umat Islam dan sebuah langkah untuk melegitimasi pendudukan yang tidak sah.
Baca: Persatuan Ulama Dunia Tolak Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem
Pada tanggal 6 Desember lalu, Presiden AS Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang memicu protes dan demonstrasi di seluruh wilayah Palestina.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Palestina-Israel yang berlangsung puluhan tahun, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur – yang sekarang diduduki oleh Israel – pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka.
Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, selama perang Timur Tengah 1967.
Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional, Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 yang mengklaimnya sebagai modal “abadi dan tak terbagi”.
Hukum internasional terus memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai “wilayah pendudukan” dan menganggap semua pembangunan permukiman Yahudi di sana ilegal.*/Sirajuddin Muslim