Hidayatullah.com–Kepala Rabi Israel Yitzhak Yosef akhirnya menuai banyak kecaman setelah sebelumnya menggambarkan orang berkulit hitam (orang Afro-Amerika) sebagai “monyet” dalam khotbah mingguannya.
Sebuah organisasi Yahudi, Anti-Defamation League (ADL) mengecam keras pidato para rabi ini dengan tuduhan sangat rasis dan ‘pidatonya benar-benar tidak bisa diterima’, kutip Koran Israel, Haaretz.
Menurut Haaretz hari Kamis, Yitzhak awalnya dikatakan menggunakan istilah “kushi” dalam Bahasa Ibrani yang bertujuan untuk menurunkan martabah orang berkulit hitam.
Dia kemudian menggunakan istilah “monyet” untuk merujuk pada orang-orang berkulit hitam.
Laporan media menyebutkan bahwa Yitzhak menggunakan istilah itu ketika menjelaskan aspek hukum Yahudi mengenai berkah ketika melihat buah bermekaran.
Dia bahkan menyebutkan “berkah” harus diucapkan ketika melihat “makhluk yang berbeda” dengan mengutip contoh, orang kulit hitam yang memiliki orang tua kulit putih.
Seorang juru bicara yang mengkonfirmasi alamat sang rabi mengatakan perbandingan itu diambil dari Talmud, kitab suci agama Yahudi.
Namun ADL menuduh Yitzak sebagai seorang rasis.
“Komentar rasis diucapkan Kepala Rabbi Israel Yitzhak Yozef yang membandingkan warna kulit seseorang dengan monyet yang sangat tidak dapat diterima, ” kicauan ADL di Twitter.
Baca: Rabi Yahudi Anjurkan Bunuh Pejuang Palestiina sebagai Kewajiban Agama
Ini bukan pernyataan pertama Yitzak mengucapkan hal kontroversial. Sebelumnya pada Maret 2016, mengutip laporan media, dia mengatakan selain orang Yahudi, negara lain dilarang tinggal di Israel kecuali mereka bersedia mengikuti hukum Yahudi dengan sukarela.
Yitzhak dilaporkan pernah berkata, mereka yang gagal mengikuti ajaran Taurat harus dipindahkan ke Arab Saudi.
“Jika kami punya kekuatan hukum, selain Yahudi tidak boleh tinggal di Israel. Jika mereka tidak setuju dengan itu, mereka harus dikirim ke Arab Saudi,” ujar Yitzhak Yozef.
Dia juga pernah mengatakan, orang selain suku Israel tetapi mengakui hukum Yahudi hanya berhak menjadi pelayan.
Dikutip the Independent, Rabi Sefardim itu juga menyitir kontroversi terkait perilaku perempuan. Yozef mengatakan, para perempuan sekuler berlaku tidak ubahnya binatang karena gemar berpakaian kurang sopan.*/Nashirul Haq AR