Hidayatullah.com–Mesir memulai pemilihan presiden pada hari Senin (26/03/2018), yang diduga luas akan memberi peluang Presiden Abdul Fattah al-Sisi masa jabatan empat tahun lagi.
Abdul Fattah al-Sisi diperkirakan akan meraih kemenangan untuk jabatan kedua dengan muda pada pemilihan umum Mesir kali ini.
Dalam laporannya, ABC News mengatakan, saingan terdekat presiden berpangkat Jenderal militer ini hanya dari Moussa Mustafa Moussa, seorang politikus yang tak dikenal publik. Dia maju pada menit-menit terakhir demi menyelamatkan malu agar Pemilu tidak diikuti hanya satu calon.
“Moussa bukan penantang terbaik al-Sisi dalam pemilu. Dia tak pernah dikenal publik,” tulis ABC News, Senin.
Baca: Pemerintah Mesir Menangkap Jenderal ‘Penantang’ Presiden Al-Sisi
Sementara itu, sejumlah calon lain telah telah ditangkap atau ditekan agar mengundurkan diri, dan partai-partai oposisi telah menyerukan pemboikotan pemilihan itu.
Pemilihan tersebut berlangsung tiga hari dan hasil resmi diperkirakan akan diumumkan tanggal 2 April.
Karena al Sisi sudah diperkirakan akan menang, perhatian dipusatkan pada jumlah orang yang datang ke TPS untuk memberi suara dalam pemilihan itu.
Al-Sisi mulai berkuasa tahun 2013 dengan menggulingkan Presiden Mohammad Mursi, dan kemudian memenangkan pemilihan tahun 2014 dengan 97 persen suara. Tetapi para pejabat pemilu memperpanjang satu hari pemungutan suara dalam pemilihan itu karena rendahnya jumlah yang memberi suara, dan angka partisipasi terakhir di bawah 50 persen.
Al-Sisi adalah mantan menteri pertahanan Mesir. Dia memimpin kudeta kepada presiden sah, Muhammad Mursi pada 2013. Dia juga menangkapi para pemimpin kelompok Ikhwanul Muslimin. Bukan hanya itu, terhitung sejak Juli 2013, ribuan pendukung kelompok IM juga ditahan.*