Hidayatullah.com–Sejumlah pejabat Turki mengatakan, sebuah delegasi pemerintah akan melakukan lawatan ke AS untuk melangsungkan pembicaraan yang ditujukan untuk mengakhiri perselesihan antara kedua sekutu NATO itu mengenai penahanan seorang Pastor Amerika, Andrew Brunson.
Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan hari Jumat mengatakan hubungan ekonomi antara Ankara dan Washington akan berlanjut pada basis yang solid.
Dalam pertemuan musyawarah hubungan ekonomi Turki-AS, Pekcan mengungkapkan bahwa budaya demokratis Turki yang kuat akan mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat.
Pekcan mengatakan bahwa Turki akan terus menjadi negara yang mempunyai daya tarik dalam hal bisnis, perdagangan dan investasi dan menawarkan kontribusi besar terhadap ekonomi global.
“Krisis siklus non-ekonomi seharusnya tidak menciptakan rintangan bagi kerja sama ekonomi antara Turki dan AS,” kata Pekcan dikutip Anadolu.
Baca: PengadilanTurki Menolak Banding Status Tahanan Rumah Pastor AS
AS pekan lalu memberlakuan sanksi-sanksi terhadap dua menteri kabinet Turki menyangkut perlakuan Ankara terhadap Andrew Brunson, Pastor gereja Evangelis di Turki yang diadili atas tuduhan spionase dan tuduhan-tuduhan lain terkait teror.
Ketegangan kedua negara itu dinilai mengakibatkan nilai mata uang Turki merosot hingga titik terendah.
Nilai lira menurun 5,42 poin terhadap dolar pada Senin sebelum mengalami kenaikan kecil pada Selasa.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan, delegasi itu akan dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal. Pejabat itu memberikan informasi dengan syarat namanya dirahasiakan.
Baca: Turki Kecam Amerika yang Jatuhkan Sanksi Dua Menterinya
Laporan-laporan media Turki yang belum bisa dikukuhkan mengatakan, Ankara dan Washington telah mencapai pra-kesepakatan menyangkut perbaikan hubungan itu.
AS pada Rabu menjatuhkan sanksi pada Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul karena tidak membebaskan Pastor Amerika Andrew Craig Brunson, yang terlibat terorisme di Turki.
Membalas sanksi Amerika, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memutuskan membekukan aset Menteri Kehakiman dan Menteri Dalam Negeri AS di Turki.
“Mereka yang berpikir bahwa mereka dapat membuat Turki mengambil langkah mundur dengan menggunakan bahasa yang mengancam dan sanksi yang tidak masuk akal menunjukkan bahwa mereka tidak tahu bangsa Turki,” kata Erdogan seperti dikutip dari UPI, Ahad (05/08/2018).*/Nashirul Haq AR