Hidayatullah.com—Saham Gourmet Master Co. anjlok setelah salah satu gerainya di Amerika Serikat melayani Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang ingin menikmati secangkir kopi di warungnya.
Saham perusahaan itu turun 7,5 persen di bursa saham Taipei hari Kamis (16/8/2018), menghilangkan $120 juta dari nilai pasarnya, setelah sebuah koran di China menyerukan boikot terhadap jaringan Gourmet Master kerena telah menyajikan kopi kepada pemimpin Taiwan di kafenya di Los Angeles. Partai Progresif Demokrat yang menjadi kendaraan politik Tsai mendukung kemerdekaan Taiwan dari China.
Hari Kamis koran milik Partai Komunis China Global Times melaporkan bahwa peristiwa yang terjadi awal pekan tersebut telah membuat marah orang-orang China, yang merupakan konsumen terbanyak Gourmet Master.
Dilansir Bloomberg, tahun lalu China mencakup 64 persen sumber pendapatan Gourmet Master.
Berbisnis di China tidak mudah, sebab pemerintah sewaktu-waktu dapat menghukum pihak-pihak yang dianggap menentangnya dengan berbagai tindakan, termasuk dengan mengirim petugas inspeksi kebersihan, kata Wakil Presiden Reliance Securities Investment Consultant Co. Richard Lin kepada Bloomberg lewat sambungan telepon.
Menyusul seruan boikot oleh koran Partai Komunis itu, Gourmet Master memunculkan pernyataan di website perusahaannya mengatakan bahwa mereka mendukung Konsensus 1992 yang menegaskan bahwa Pulau Taiwan dan daratan China merupakan satu kesatuan tak terpisahkan.
Alex Huang, jubir Presiden Tsai, mengecam keharusan Gourmet Master membuat pernyataan semacam itu. “Hal tersebut tidak seharusnya terjadi di sebuah masyarakat yang beradab,” kata Huang.
Central News Agency (CNA) hari Kamis melaporkan bahwa website Gourmet Master sempat tidak dapat diakses setelah koran Partai Komunis menyerukan boikot.*