Hidayatullah.com—Seorang wanita Amerika yang tinggal di negara bagian South Carolina didakwa melakukan pembunuhan setelah diduga meracuni suaminya dengan menambahkan obat tetes mata ke dalam air minumnya selama beberapa hari.
Lana Clayton, 52, ditangkap beberapa pekan setelah suaminya, Stephen Clayton, 64, ditemukan tidak bernyawa di rumahnya.
Wanita itu ditahan setelah uji toksikologi menunjukkan adanya zat kimia tetrahydrozoline di dalam jasad suaminya, lapor BBC Selasa (4/9/2018).
Pada hari Jumat (31/8/2018), Kepolisian York County juga menjeratnya dengan tuduhan meracuni makanan suaminya antara tanggal 19 dan 21 Juli, ketika Lana Clayton mengusahakan pembunuhan atas suaminya.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan wanita itu telah mengakui bahwa dirinya meracuni suami “tanpa sepengetahuannya.”
Wanita itu kemudian dimasukkan ke dalam sel tahanan pada hari Jumat, tetapi polisi masih belum mengungkap apa motif kejahatan tersebut.
Stephen Clayton, yang mendirikan sebuah perusahaan terapi fisik, dinyatakan meninggal dunia setelah terluka akibat terjatuh dari tangga di bagian depan rumahnya, yang terletak di kawasan pemukiman mahal, Clover, sekitar 20 mil jauhnya dari Charlotte, North Carolina.
Pemakaman atas Stephen Clayton dilakukan keluarganya di halaman belakang rumah pasangan itu pada awal Agustus, kata teman-teman dan tetangganya, sebelum tim investigasi menemukan penyebab sesungguhnya kematian pria itu.
Tetrahydrozoline dapat menyebabkan kejang-kejang, napas terhenti, dan menjadikan seseorang koma, menurut US National Library of Medicine. Beberapa tetes saja dari obat itu, yang dimaksudkan untuk mengurangi kemerahan pada mata, dapat menyebabkan kondisi fatal.
Menurut koran Herald, Lana Clayton sebelumnya tidak memiliki catatan kriminal, dan belum pernah ditangkap polisi.
Pihak kejaksaan mengatakan bahwa sekarang pihaknya sedang menyelidiki insiden tahun 2016, di mana kala itu Lana Clayton menembakkan anak panah ke bagian kepala suami yang sedang tidur.
Menurut koran Charlotte Observer, dalam laporannya polisi meyakini insiden tahun 2016 itu merupakan suatu kecelakaan. Lana Clayton kala itu mengatakan suaminya melakukan kekerasan verbal terhadap dirinya, tetapi tidak pernah melukai secara fisik. Ketika insiden busur panah itu terjadi, para tetangga mengatakan Lana Clayton “menangis dan terlihat sangat sedih.”
Pasangan Lana dan Stephen Clayton menikah selama delapan tahun. Para tetangganya mengetahui mengenal wanita itu karena kerap mengikuti kajian Bibel di lingkungan tempat tinggal mereka. Rumah mereka, yang berada di lingkungan elit, dikabarkan bernilai $800.000 dan dibuat dengan meniru rumah presiden pertama AS George Washington di Mount Vernon. Menurut York County Probate Court, Lana Clayton ditunjuk sebagai orang yang akan mengelola rumah besar itu setelah kematian suaminya. Profil di laman Facebook menyebutkan Lana Clayton bekerja di US Department of Veteran Affairs di Charlotte. Keluarga dan teman-teman pasangan itu mengetahui bahwa suaminya, Stephen Clayton, sangat mencintai dan menyayanginya, sehingga mereka masih bertanya-tanya mengapa Lana berbuat demikian.*