Hidayatullah.com—Aparat berwenang di Xinjiang, China mengunjungi rumah-rumah warga Muslim dan memaksa mereka untuk menyingkirkan semua barang rumah tangga yang ada simbol-simbol Islam, demikian dilaporkan laman World Uighur Congress (Kongres Uighur Dunia/WUC), Selasa (04/09/2018).
Di bawah prakarsa “de-Arabisasi“, otoritas Xinjiang mengunjungi rumah-rumah Muslim setempat dan memaksa mereka untuk menyingkirkan semua barang-barang di rumah yang memiliki motif Islam.
Barang-barang rumah tangga sehari-hari, seperti pot, piring, selimut atau ceret disita dan kemudian dihancurkan.
Pada November 2017, polisi bersenjata lengkap tiba di sebuah desa di daerah Yining, Kota Yining, dan memasuki dari pintu ke pintu dan memaksa penduduk desa untuk menyerahkan semua barang dengan simbol Islam.
Kamp ‘Cuci Otak’ Penyiksa Muslim Pemerintah China [1]
Polisi mengklaim, siapa pun yang gagal mematuhi kebijakan nasional pemerintahan Komunis akan dipaksa untuk menghadiri “kelas belajar”, istilah pemerintah Komunis dalam program ‘cuci otak’ yang digunakan pihak berwenang dalam kamp kosentrasi, di mana orang dipaksa untuk menjalani indoktrinasi secara intens.
Para penduduk desa tidak punya pilihan selain menyerahkan semua perkakasa cuci tangan mereka, mushaf Al Qur’an, serta cangkir atau piring perak, tembaga, alas tidur, topi, dan hijab yang ada lambang Islam.
Pada bulan April tahun ini, personel dari “kelompok kerja” yang dikirim ke sebuah komunitas di daerah Shawan, Kabupaten Tacheng, memberi perintah kepada penduduk desa bahwa semua mushaf Al Qur’an dan barang-barang terkait agama Islam lainnya harus dibakar.
“Semua benda yang memuat simbol Islam di rumah-rumah penduduk harus dihancurkan atau disita. Bahkan gagang pintu dengan simbol Islam harus dilepaskan atau digergaji. Jika ada keluarga yang diketahui tidak membuang barang-barang tersebut, mereka akan ditangkap dan ditahan di ‘kelas belajar.’ Di tengah keputusasaan, banyak yang membuang barang-barang kesayangan mereka sendiri, ” ujar seorang pria Uyghur, yang meminta namanya disamarkan.
Musim dingin yang pahit, dimana laporaan secara ekstensif tentang berbagai cara pihak berwenang China di Xinjiang menganiaya kaum Muslim setempat yang menyamar progam ‘perang melawan ekstremisme’ dengan mengirim orang-orang tak berdosa ke “Kamp re-Educasi“ (pendidikan ulang), menutup dan menghancurkan masjid atau menghapus simbol-simbol Islam dari bangunan.
Home Stay: ‘Deradikalisasi dan Indoktrinasi’ ala Komunis China pada Keluarga Muslim
Muslim China di Uighur Dilarang Pakai Jenggot
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mereka yang beruntung bisa tinggal di rumah dilecehkan oleh prakarsa-prakarsa provinsi yang tidak masuk akal seperti program “tinggal di rumah” (home stay) dimana kader-kader Partai Komunis diwajibkan tinggal di rumah-rumah penduduk Muslim Uyghur, mengawasi dan mengindoktrinasi mereka nilai-nilai Komunis.
September tahun 2017, aparat keamanan Komunis China memerintahkan umat Muslim di wilayah barat laut Xinjiang untuk menyerahkan Al-Quran dan peralatan shalat ke polisi.
Tindakan kepolisian China dilakukan sebagai bagian dari kampanye untuk melarang materi publikasi, aktivitas keagamaan, dan ajaran ilegal yang dituding mengandung konten ekstremis serta dapat digunakan untuk tujuan terorisme.
Tak cuma Al-Quran dan sajadah, semua materi yang berhubungan dengan Islam juga diminta diserahkan secara sukarela kepada polisi. Jika tidak, umat Muslim akan menghadapi hukuman berat.*