Hidayatullah.com—Washington mendesak pemerintah Asuncion untuk berpikir dua kali perihal “hubungan historis” di antara Amerika Serikat, Israel dan Paraguay, dan memikirkan ulang keputusan memindahkan kedutaannya kembali ke Tel Aviv dari Al-Quds (Yerusalem).
Setelah Paraguay mengumumkan rencana pemindahan kedutaannya, Wakil Presiden AS Mike Pence segera mengontak Presiden Mario Abdo Benitez lewat telepon. “Wapres mendesak kuat Presiden Abdo Benitez melanjutkan terus komitmen Paraguay sebelumnya untuk memindahkan kedutaan sebagai pertanda hubungan historis negara itu yang dibina dengan Israel dan Amerika Serikat,” kata Gedung Putih dalam pernyataan hari Kamis (6/9/2018) seperti dilansir RT.
Bulan Mei, Paraguay mengikuti langkah segelintir negara yang mengekor Amerika Serikat dengan memindahkan keduataannya dari Tel Aviv ke Al-Quds.
Atas perintah presiden sebelumnya, Horacio Cartes, kedutaan Paraguay secara resmi dipindahkan ke Al-Quds pada 21 Mei 2108, kurang dari satu pekan setelah Amerika Serikat meresmikan gedung kedutaannya di kota tua itu. Guatemala juga memindahkan kantor misi diplomatik mereka ke Yerusalem, yang dipandang Zionis Israel secara historis sebagai ibukota negaranya.
Keputusan Horatio Cartes memindahkan kedutaan negaranya dari Tel Aviv ke Al-Quds itu mendapat penentangan di dalam negeri Paraguay.
Meskipun kedutaan Paraguay sudah dipindahkan ke Al-Quds –yang sangat disambut baik oleh para pemimpin Israel, Abdo Benitez yang mengambil alih kepemimpinan Paraguay sejak Agustus 2018 memutuskan untuk membatalkan pemindahan itu.
Sebagai aksi balasan, Israel cepat-cepat mengumumkan akan menutup kantor kedutaannya yang berada di Asuncion.
Akan tetapi, Presiden Abdo Benitez bersikukuh membela keputusannya. Dia menegaskan, “Paraguay adalah negara yang memiliki prinsip,” yang menekankan pada pencapaian perdamaian yang meluas, langgeng serta berkeadilan antara rakyat Israel dan Palestina dengan mengikuti apa yang digariskan oleh hukum internasional.
“Saya menyesalkan keputusan Israel. Reaksi berupa penutupan kedutaan itu agak berlebih-lebihan dan kami mendesak pihak berwenang mempertimbangkan ulang,” kata Abdo Benitez dalam sebuah konferensi pers di Itapua, 273 mil jaraknya dari Asuncion ke arah selatan, seperti dikutip New York Times hari Kamis (6/9/2018).
Keputusan Paraguay itu diprotes oleh banyak komunitas Yahudi.
Sementara itu, Liga Arab menyambut baik pilihan pemerintah Asuncion.
Pemerintah Palestina menyebut keputusan pemerintahan Presiden Abdo Benitez itu sebagai “pencapaian diplomatik,” dan berjanji akan “segera” membuka kantor perwakilan diplomatik Palestina di negara Amerika Latin itu.*