Hidayatullah.com–Seorang anak perempuan Yaman berusia tujuh tahun, Amal Hussein, meninggal karena kekurangan gizi akibat konflik Yaman yang tak kunjung selesai. Foto Amal muncul di surat kabar The New York Times dan dianggap sebagai simbol perang saudara di Yaman.
Foto Amal diambil oleh seorang jurnalis foto peraih Pulitzer Prize, Tyler Hicks, menjadi pusat perhatian dunia karena kondisinya yang sangat menyedihkan. Foto itu menunjukkan Amal yang terlihat busung lapar, sedang terbaring di kasur pada 18 Oktober 2018 dalam suatu klinik bergerak di Aslam.
Saat New York Times mengunjungi Amal Hussain, bocah kurus berusia tujuh tahun, hanya terkapar kaku di tempat tidur rumah sakit di Yaman utara, menatap dengan kosong.
Potret Amal Hussain diterbitkan oleh The New York Times minggu lalu dan menarik tanggapan dari para pembaca yang iba. Mereka menawarkan uang untuk keluarganya. Mereka ingin tahu apakah dia akan baik-baik saja.
Baca: Satu Orang Meninggal Per 10 Menit di Yaman, 11 Juta Anak Kelaparan
Pada Kamis 1 November, keluarga Amal Hussain mengatakan dia telah meninggal di sebuah kamp pengungsi, sekitar enam kilometer dari rumah sakit.
“Hati saya hancur,” kata ibunya, Mariam Ali, yang menangis saat wawancara telepon, seperti dilaporkan New York Times, 2 November 2018.
“Amal selalu tersenyum. Sekarang saya mengkhawatirkan anak-anak saya yang lain,” lanjut Mariam.
Baca: Lebih dari 7 Juta Anak-anak Yaman Menghadapi Kelaparan
Konflik Yaman yang melibatkan koalisi pimpinan AS dan Saudi dan kubu pemberontak Syiah al Houthi yang didukung Iran, telah menghancurkan Yaman.
Pakar PBB dari Program Pangan Dunia menyatakan pengeboman koalisi kepada warga sipil potensial menjadi kejahatan perang.
Sementara blokade sebagian akses ke negara itu telah membuat 12 juta laki-laki, perempuan, dan anak-anak berada dalam resiko kelaparan yang bisa menjadi kelaparan terburuk dalam 100 tahun terakhir.*