Hidayatullah.com–Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengingatkan lebih dari 11 juta anak-anak Yaman tengah mengalami penderitaan akibat perang.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan hari Senin (23/10/2017), badan tersebut menggambarkan bahwa perang di Yaman sangat menghancurkan, dan mengatakan bahwa anak-anak Yaman menghadapi krisis keamanan pangan terbesar di dunia dan wabah kolera yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Senin (23/10/2017), badan tersebut menggambarkan bahwa konflik di Yaman sangat menghancurkan, dan mengatakan bahwa anak-anak Yaman menghadapi krisis keamanan pangan terbesar di dunia dan wabah kolera yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kehilangan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi dasar, anak-anak tidak dapat memenuhi potensinya,” kata pernyataan tersebut, menambahkan bahwa anak-anak di negara yang dilanda perang itu sekarat karena penyebab yang dapat dicegah seperti malnutrisi, diare, dan infeksi saluran pernafasan.
Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan, lebih dari 11 juta anak di Yaman memerlukan bantuan kemanusiaan.
“Kemungkinan besar Yaman adalah salah satu tempat terburuk di dunia untuk menjadi tempat tinggal anak-anak,” kata Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Geert Cappelaere.
Menurut dia, sekitar dua juta anak di Yaman saat ini mengalami malnutrisi terburuk yang melibatkan hampir setiap pria dan wanita.
“Mereka sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan,” katanya pada sebuah konferensi pers di ibu kota Yordania, kemarin (26/11/2017).
Dia menambahkan bahwa UNICEF memperkirakan bahwa setiap 10 menit seorang anak di negara tersebut meninggal karena penyakit yang dapat dihindari.
Pejabat PBB memperingatkan, Yaman bisa menghadapi kelaparan terburuk di dunia selama beberapa dekade, kecuali sanksi yang dipimpin Saudi terhadap pemberontak Syiah al Houthi ditarik.
Sanksi tersebut diberlakukan setelah pasukan Saudi mencegat rudal yang diluncurkan oleh pemberontak Syiah al Houthi yang menargetkan Bandara Internasional Riyadh awal bulan ini.
Sebuah pesawat PBB yang membawa vaksin meminta anak-anak untuk mendarat di Ibu Kota Yaman, Sana’a, yang menjadi sasaran pemberontak hari Sabtu setelah tentara Saudi menggenggam larangan tersebut beberapa saat setelah memperingatkan bahwa ribuan orang dapat meninggal karena kekurangan pasokan medis.
Namun pejabat PBB mengatakan pengiriman makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan ke Hodeida masih belum bisa dilakukan akibat adanya sanksi militer.
Baca: PBB: Saudi ‘Harus Danai Semua Bantuan Kemanusiaan’ di Yaman
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hampir 5.000 anak-anak terbunuh atau terluka parah sejak Arab Saudi memulai sebuah kampanye militer yang didukung militer pada bulan Maret 2015.
Sejak dimulai perang, lebih dari 12.000 orang terbunuh dan sebagian besar infrastruktur negara, termasuk rumah sakit, sekolah dan pabrik, telah rusak parah.
Arab Saudi memimpin sebuah koalisi militer Arab yang melakukan intervensi di Yaman Tahun 2015 untuk memberikan dukungan untuk pemerintahan Yaman setelah pemberontak Syiah al Houthi yang didukung Iran menduduki istana kepresidenan.
Menurut data yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Yaman, wabah kolera di negara tersebut, yang terburuk dalam catatan penyebarannya yang cepat, telah menginfeksi 612.703 orang dan membunuh 2.048 sejak dimulai pada bulan April, dengan beberapa kabupaten masih melaporkan kenaikan tajam.*