Hidayatullah.com–Prancis mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk 3 pejabat intelijen Suriah terkait kematian dua warga Prancis-Suriah, kata sumber-sumber hukum hari Senin (5/11/2018).
Surat penangkapan atas Direktur Biro Keamanan Nasional Ali Mamluk, Kepala Intelijen Angkatan Udara Suriah Jamil Hassan, serta kepala kantor intelijen AU di distrik Bab Tuma di ibukota Damaskus Abdel Salam Mahmud itu menyebutkan bahwa mereka terlibat dalam aksi penyiksaan, kejahatan terhadap kemanusiaan, serta kejahatan perang, lapor RFI.
Surat-surat penangkapan internasional itu merupakan yang pertama dikeluarkan oleh pejabat Prancis untuk menangkap aparatur rezim Presiden Bashar Al-Assad.
Tuduhan berawal dari kasus mahasiswa Patrick Dabbagh dan ayahnya Mazen, yang bekerja di sebuah sekolah Prancis di Damaskus. Keduanya memiliki kewarganegaraan ganda, Prancis dan Suriah. Mereka ditangkap pada November 2013 oleh sekelompok orang yang mengaku dari dinas intelijen AU dan menjebloskan keduanya ke penjara Al-Mezzeh, di mana mereka kabarnya disiksa.
Penangkapan Patrick dan Mazen Dabbagh diketahui dari seorang mantan fotografer militer Suriah, yang kabur ke Eropa pada tahun 2013 sambil membawa 55.000 foto yang diduga para korban penyiksaan rezim.
Prancis pada 2015 mulai melakukan penyelidikan awal, dan salah satu saudara kandung Mazen Dabbagh bergabung dengan kelompok peduli HAM memasukkan gugatan pada tahun 2016.
Otoritas Suriah mengumumkan bahwa bapak dan anak itu meninggal dunia musim panas tahun ini. Hal tersebut mendorong para penyelidik memasukkan tuduhan pembunuhan dalam daftar kejahatan yang diduga dilakukan oleh aparatur pemerintah Suriah.*