Hidayatullah.com—Anggota kepolisian dan pasukan keamanan Papua New Guinea menyerbu gedung parlemen terkait perselisihan soal upah mengawal konferensi tingkat tinggi APEC pekan lalu, kata sejumlah anggota badan legislatif.
Kelompok tersebut menghancurkan kaca-kaca jendela dan furnitur di dalam gedung parlemen yang terletak di ibukota Port Moresby.
Negara miskin itu menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin negara-negara yang terletak di kedua sisi Samudera Pasifik pekan lalu, meskipun biaya yang harus dikeluarkan sangat banyak. Delegasi KTT diinapkan di kapal-kapal pesiar dan pemerintah PNG membeli 40 mobil mewah Maserati khusus untuk acara tersebut.
Anggota-anggota kepolisian dan pasukan keamanan beramai-ramai menggeruduk gedung parlemen untuk mengekspresikan kemarahan mereka, setelah bertemu otoritas kepolisian guna membicarakan uang bonus yang dijanjikan. Demikian menurut anggota parlemen Bryan Kramer dalam sebuah rekaman video yang diunggahnya ke laman Facebook, lapor BBC Selasa (20/11/2018).
Seorang saksi mata menggatakan bahwa “ratusan polisi dan tentara” menyemut di tangga bagian depan gedung parlemen, mengeluhkan janji bonus 350 kina (sekitar 1,5 juta rupiah) yang belum diberikan kepada mereka, menurut laporan AFP.
“Mereka itu tentara, anggota kepolisian dan sipir. Mereka menyerbu masuk ke gedung parlemen dan menghantam apa saja yang ada di sana,” kata anggota parlemen Allan Bird kepada Reuters.
“Mereka berterian: ‘pemerintah korup, pemerintah sialan’ dan lain sebagainya. Mereka menyalurkan kekesalannya ke barang-barang furnitur,” imbuhnya.
Menurut koran Post Courier, ketua parlemen menyeru agar dilakukan investigasi terkait masalah itu.
Pekan lalu, kota Port Moresby menjadi tuan rumah KTT yang dihadiri delegasi 21 anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), termasuk Presiden China Xi Jinping dan Wapres Amerika Serikat Mike Pence.
Pasukan khusus dari Australia, Amerika Serikat dan New Zealand didatangkan ke sana untuk membantu memberikan pengamanan di kota yang dikenal rawan kejahatan tersebut.*