Hidayatullah.com—Puluhan pelaku bisnis berkumpul di ibukota Afrika Selatan Pretoria untuk mengikuti apa yang disebut media setempat sebagai pameran ganja pertama yang pernah digelar di Afrika.
Dilansir BBC Jumat (14/12/2018), acara yang digelar mulai tanggal 13-16 Desember itu menampilkan “produk-produk inovatif” dan bisnis-bisnis yang mempromosikan manfaat ganja atau kanabis dalam bidang medis, pertanian dan gaya hidup.
Pada pekan yang sama pameran serupa juga digelar di kota Johannesburg. Di sana pengunjung dapat bertemu pakar-pakar industri ganja, belajar perihal peraturan perundangan tentang ganja di seluruh dunia, serta mendapatkan saran hukum gratis.
Akan tetapi, tidak ada ganja yang boleh dinikmati di lokasi acara. Pengunjung disarankannya menikamti ganja terlebih dahulu di luar area pameran atau berisiko ditangkap aparat jika ketahuan membawa ganja alias mariyuana.
Harga untuk mengikuti pameran sebesar 10.000 rand ($694) dinilai elitis oleh sebagian kalangan. Namun, sebagian lain menilainya wajar.
“Jika anda seorang pemilik usaha kecil, harga stand yang kami tawarkan tidak terlalu mahal mengingat…apa yang bisa anda lakukan di Cannabis Expo dan berapa banyak orang yang bisa anda hubungi,” kata Silus Howarth, direktur pameran tersebut.
Bulan September, pengadilan konstitusi Afrika Selatan melegalkan penggunaan dan pembudidayaan ganja di tempat-tempat pribadi. Namun,, perdagangan dan distribusi mariyuana di negara itu masih tetap ilegal.*