Hidayatullah.com–Menteri Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah, Dr. Sadiq Al-Hadi Al-Mahdi hari Jum’at, (21/12/2018), mengumumkan secara resmi menghentikan aktivitas belajar mengajar semua lembaga pendidikan di Kota Khartoum dan beberapa wilayah lainnya dengan alasan keaman.
Keputusan ini diumumkan setelah meluasnya aksi demonstrasi di beberapa wilayah di Sudan akibat buruknya ekonomi di Sudan, naiknya harga roti, krisis BBM, dan dolar yang kian melambung tinggi hingga 60 Pound per dolar di pasar gelap.
Para demonstran turun ke jalan, menutup akses jalan utama, melempari kendaraan yang lewat, dan membakar gedung pemerintahan dan partai penguasa.
Baca: Rakyat Sudan Protes Kenaikan Harga Roti dan BBM, Delapan Tewas
Sebelumnya aksi protes berawal di Kota Donggala dan Atabarh (320 Km dari Ibu Kota Khartoum) pada Rabu (19/12/2018). Para demonstran membakar gedung milik partai penguasa, Presiden Sudan Omar Bashir.
Dikutip dari media Sudan, Sudanakhabar.com, 8 orang tewas di daerah Qodorif dan wilayah Sungai Nil.
Beberapa daerah seperti Donggala, Qodorif, Atbarah, karimah dan wilayah lainnya diumumkan berstatus “darurat” oleh pihak keamanan di Sudan. Mereka melarang untuk keluar rumah dari jam 6 malam hingga 6 pagi dikutip dari Aljazeera.
Pemerintah Sudan juga memblokir sosial media seperti WhatsApp, Facebook, dan Twitter.
Sementara itu pihak KBRI Khartoum dan PPI Sudan (Persatuan Pelajar Indonesia di Sudan) telah merilis himbauan resmi kepada pelajar Indonesia umumnya warga Indonesia di Sudan untuk waspada terhadap situasi di Sudan.*/Abid (Sudan)