Hidayatullah.com—Pilot pesawat yang jatuh di Nepal bulan Maret 2018 “sepertinya sedang mengalami tekanan batin, menurut laporan akhir perihal kecelakaan itu.
Pesawat yang membawa 71 orang dari Dhaka, Bangladesh, itu terbakar saat mendarat di Kathmandu, menewaskan 51 orang.
Awalnya kecelakaan disangka akibat komunikasi yang buruk dengan petugas di menara kontrol. Namun, sekarang hasil investigasi menyebutkan bahwa pilot ketika menjalankan tugasnya mengomel kepada krunya dan bahkan di merokok di ruang cockpit karena sedang stres, lapor BBC Senin (28/1/2019).
Komisi Investigasi Kecelakaan Nepal mengatakan dalam laporannya bahwa kapten pilot US-Bangla Airlines penerbangan BS211 itu mengalami gangguan emosional dan stres karena seorang kolega wanita, yang tidak berada di atas pesawat itu, mempertanyakan reputasinya sebagai instruktur penerbang yang baik.
Pilot berusia 52 tahun itu dikeluarkan dari Angkatan Udara Bangladesh tahun 1993 karena depresi, kata sejumlah laporan, tetapi kemudian dinyatakan layak menjadi pilot pesawat komersial.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Laporan medisnya yang terbaru tidak menyebutkan perihal gangguan emosi yang dialaminya.
Kedua pilot dan dua kru kabin serta 47 penumpang tewas akibat pesawat terbakar ketika mendarat. Peristiwa tersebut merupakan salah satu bencana penerbangan terburuk yang pernah dialami Nepal selama 26 tahun.*