Hidayatullah.com–Mantan presiden Brazil Michel Temer ditangkap di kota Sao Paulo terkait penyelidikan kasus korupsi besar yang melibatkan dirinya.
Temer, mantan pengacara yang menjabat presiden Brazil dari tahun 2016 sampai 2018, diperiksa dalam sejumlah kasus Temer ditangkap setelah tidak lagi memiliki kekebalan hukum sejak jabatan presidennya berakhir.
Banyak politisi dan tokoh bisnis telah divonis bersalah atau didakwa sebagai bagian dari pengusutan kasus mega korupsi yang dinamai Operasi Pencucian Mobil.
Temer ditangkap di kota asalnya Sao Paulo hari Kamis (21/3/2019) waktu setempat dan akan dibawa ke Rio de Janeiro lapor BBC.
Media setempat melaporkan bahwa polisi berusaha mencari jejak Temer sejak hari Rabu. Moreira Franco, menteri pertambangan dan energi di era pemerintahan Temer, juga ditangkap.
Michel Temer merupakan politisi kanan-tengah dari partai MDB yang mengambil alih kursi presiden pada 2016 setelah Dilma Rousseff dimakzulkan.
Selama menjabat Temer berulang kali dituding korupsi, tetapi senantiasa dilindungi oleh sekutu-sekutu politiknya di parlemen.
Setelah populeritasnya semakin terpuruk, bekas profesor hukum itu digantikan politisi kanan-jauh Jair Bolsonaro pada bulan Januari.
Operasi Pencucian Mobil
Investigasi yang dimulai sejak Maret 2014 itu menyelidiki skandal yang disebut oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat sebagai “kasus suap asing terbesar dalam sejarah”.
Investigasi bermula dari penyelidikan polisi federal atas kasus pencucian uang yang dilakukan oleh sebuah usaha jual-beli mata uang di sebuah stasiun pengisian bahan bakar di Brasilia, ibukota Brazil.
Penyelidikan merambat ke perusahaan minyak milik negara Petrobras, di mana sejumlah eksekutifnya terlibat suap agar mendapatkan kontrak kerja bagi perusahaan.
Skandal itu melibatkan uang suap jutaan dolar dan lebih dari 80 politisi terlibat di dalamnya.
Salah satu terpidana paling tersohor dalam kasus itu adalah mantan presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, yang sedang menjalani masa hukuman 12 tahun penjara.*