Hidayatullah.com– Pasca serangan mematikan terhadap lebih dari 250 nyawa pada Minggu Paskah, Komunitas Muslim di Sri Lanka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan 1440H dengan keprihatinan besar, Reuters melaporkan.
Menurut tim keamanan Sri Lanka, mereka sangat hati-hati usai laporan intelijen tentang gerilyawan yang mungkin telah mengambil tindakan sebelum dimulainya Ramadhan.
Umat Islam setempat khawatir tentang kemungkinan tanggapan setelah ISIS mengklaim membombardir serangan bom di hotel-hotel dan gereja-gereja di negara itu.
Sejumlah militan diklaim bertanggung jawab terhadap serangan itu dikatakan bebas dan diduga merancang lebih banyak serangan.
“Kami telah mengidentifikasi semua anggota aktif kelompok itu dan ini adalah kasus penangkapan mereka sekarang,” menurut Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, seraya menambahkan bahwa ada 25 hingga 30 “anggota aktif” terkait dengan pemboman yang masih buron,” katanya kutip AAP.
Baca: Sri Lanka Larang Cadar, Ulama Setujui untuk Waktu Terbatas
Menurut Sirisena, semua indikasi mengisyaratkan IS telah terlibat, ia menambahkan, “Sangat jelas karena setelah serangan organisasi IS membuat pengumuman yang mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu.”
Kepada Reuters, sumber pemerintah mengatakan bahwa sebuah dokumen telah diedarkan di antara lembaga-lembaga keamanan utama yang menginstruksikan semua polisi dan pasukan keamanan di seluruh negara kepulauan Samudra Hindia itu untuk tetap siaga tinggi, sebab gerilyawan diperkirakan akan melakukan serangan sebelum Ramadhan.
Ramadhan dijadwalkan dimulai di Sri Lanka pada Senin (06/05/2019). Pemerintah telah melarang perempuan mengenakan cadar di bawah undang-undang darurat yang diberlakukan setelah serangan Minggu Paskah.*